Laporan yang dirilis pada Sabtu (30/9) menyebutkan serangan militan di Pakistan telah melonjak hingga menewaskan lebih dari 700 petugas keamanan dan warga sipil pada sembilan bulan pertama tahun ini.
Lembaga kajian independen, Pusat Riset dan Studi Keamanan atau CRSS (Center for Research and Security Studies), merilis laporan tersebut satu hari setelah terjadinya serangan bom bunuh diri dan sejumlah penggerebekan pemberontakan di Provinsi Baluchistan sebelah barat daya dan Provinsi Khyber Pakhtunkhwa di barat laut, menewaskan setidaknya 69 orang. Belum ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas serangan mematikan yang terjadi pada Jumat (29/9).
Laporan itu mencatat jumlah korban tewas akibat serangan teroris pada tahun ini meningkat 19 persen dibandingkan dengan 2022. Sekitar 92 persen dari seluruh korban tewas terjadi di dua provinsi Pakistan yang berbatasan dengan Afghanistan.
"Pasukan keamanan Pakistan kehilangan setidaknya 386 personel, sekitar 36 persen dari seluruh korban jiwa, termasuk 137 personel angkatan bersenjata dan 208 petugas kepolisian — pada sembilan bulan pertama 2023, menandai angka tertinggi dalam delapan tahun," papar CRSS.
BACA JUGA: Sedikitnya 47 Orang Tewas dalam Pemboman Prosesi Keagamaan di PakistanLaporan itu menyebut sebanyak 33 tentara paramiliter, yang diawasi oleh militer, juga termasuk di antara korban tewas.
Namun, pihak militer India juga sudah mengonfirmasi kematian 214 tentara dan perwira tahun ini dalam sejumlah operasi kontraterorisme dan serangan pemberontak, berdasarkan data yang dikumpulkan oleh VOA dari pernyataan resmi militer melalui unit medianya, Humas Antar-Angkatan (Inter-Services Public Relations).
Hari Mematikan
Serangan pada Jumat (29/9) adalah salah satu dari hari paling mematikan di Pakistan dalam beberapa bulan terakhir. Sebagian besar korban jiwa terjadi Mastung di mana seorang pengebom bunuh diri meledakan dirinya di tengah kerumunan jemaah yang memperingati hari Maulid Nabi Muhammad. Mastung adalah distrik di Provinsi Baluchistan yang rawan.
Ledakan hebat itu menewaskan 59 orang dan melukai puluhan lainnya. Serangan fatal lainnya yang menarget pasukan keamanan terjadi di Khyber Pakhtunkhwa.
Tehrik-e-Taliban Pakistan atau TTP, cabang kelompok teroris ISIS yang sudah dilarang, dan kelompok pemberontak separatis Baluch, kerap mengaku bertanggung jawab atau dituding sebagai biang kerok kekerasan di Pakistan. TTP sering juga dikenal dengan nama Islamic-State Khorasan atau IS-K.
TTP, yang masuk ke dalam daftar teroris global, beroperasi dari luar Afghanistan dan telah meningkatkan serangan sejak Taliban mengambil alih kekuasaan di negara tetangga yang dikoyak perang itu, kata para pejabat Pakisan.
Islamabad sudah meningkatkan tekanan diplomatik terhadap Kabul untuk mencegah agar TTP tidak melakukan serangan teroris lintas-batas dari tempat perlindungan di Afghanistan.
Awal pekan ini, Menteri Luar Negeri Pakistan Jalil Abbas Jilani mengonfirmasi bahwa otoritas Taliban sudah menangkap 200 militan TTP di Afganistan karena melancarkan serangan terhadap Pakistan. Pihak Afghan sejauh ini tidak membantah klaim-klaim itu. [ft/ah]