Sebuah surat kabar terkemuka Amerika Serikat mengatakan agen mata-mata Amerika Serikat dan Israel bekerja sama pada bulan Februari 2008 untuk membunuh seorang komandan senior Hizbullah di Damaskus.
Sebuah laporan di harian Washington Post, mengutip mantan pejabat intelijen yang tidak disebutkan namanya, mengatakan CIA dan Mossad berkolaborasi dalam melacak dan membunuh Imad Mughniyah, kepala operasi internasional Hizbullah.
Laporan yang dimuat di situs surat kabar itu Jumat malam (30/1), menyatakan Mughniyah tewas seketika akibat ledakan bom saat ia mendekati mobilnya. Laporan itu mengatakan bom itu dipasang di belakang ban mobil.
Laporan itu mengatakan ledakan itu "dipicu dari jarak jauh" dari Tel Aviv oleh agen Mossad yang dalam komunikasi dengan agen CIA yang sedang melacak gerakan Mughniyah.
Seorang mantan pejabat intelijen Amerika Serikat mengatakan "dalam rancangan itu, Amerika Serikat bisa menolak dan membatalkannya, tapi tidak bisa melaksanakannya."
Washington Post mengatakan "kerja sama yang luar biasa dekat" antara badan intelijen Amerika Serikat dan Israel itu adalah indikasi "pentingnya target" yang diduga sebagai dalang penculikan sandera Barat di Lebanon pada tahun 1980-an dan pemboman kedutaan Israel di Argentina yang menewaskan 20 orang tahun 1992.
Surat kabar itu mengatakan, pada saat kematiannya, Mughniyah telah dikaitkan dalam serangkaian pembunuhan ratusan orang Amerika, termasuk delapan perwira CIA.
Sebuah laporan di harian Washington Post, CIA dan Mossad berkolaborasi dalam melacak dan membunuh Imad Mughniyah, kepala operasi internasional Hizbullah bulan Februari 2008.