Pemantau Hak Asasi melaporkan bahwa pemberontak Suriah secara rutin membunuh tentara yang ditangkap dan orang yang dicurigai informan rejim Assad, Kamis (14/3).
Pemantau HAM melaporkan banyaknya kejahatan perang yang dilakukan oleh orang-orang yang sedang berusaha menggulingkan pemerintahan Presiden Bashar al-Assad.
Pelanggaran hak azasi ini dilaporkan pada saat oposisi Suriah tampaknya sedang memperoleh momentum dalam pertempuran dua tahun di negara itu, yang menurut PBB, telah menewaskan lebih dari 70 ribu orang.
Menurut Amnesty International yang berbasis di London, pelanggaran HAM oleh rejim Assad tetap jauh lebih kejam, sistematis dan luas, terutama serangan terhadap kaum sipil dengan senjata di medan tempur yang tidak akurat, termasuk bom rumpun yang dilarang luas.
Dalam dua laporan yang dikeluarkan, Kamis (14/3), dikatakan bahwa frekwensi dan besarnya serangan tersebut telah meningkat dalam beberapa bulan ini. Laporan tersebut mengungkapkan rincian kegiatan baik dari pihak rejim pemerintah Suriah maupun dari laskar pemberontak. Laporan sebelumnya terkait pelanggaran rejim Assad mendapat liputan yang luas.
"Pasukan pemberontak, yang umumnya telah menikmati simpati umum di Barat, juga harus dituntut bertanggung jawab," demikian kata Cilina Nasser dari Amnesty. “Sudah waktunya bagi kelompok-kelompok bersenjata mengetahui bahwa apa yang mereka lakukan adalah salah, dan sebagian pelanggaran yang mereka lakukan sudah merupakan kejahatan perang,” katanya.
Jurubicara Departemen Luar negeri Amerika Victoria Nuland mengatakan Amerika telah memrotes pelanggaran hak azasi oleh oposisi dan menuntut agar pemberontak mematuhi aturan tingkah-laku yang dapat diterima.
Pelanggaran hak azasi ini dilaporkan pada saat oposisi Suriah tampaknya sedang memperoleh momentum dalam pertempuran dua tahun di negara itu, yang menurut PBB, telah menewaskan lebih dari 70 ribu orang.
Menurut Amnesty International yang berbasis di London, pelanggaran HAM oleh rejim Assad tetap jauh lebih kejam, sistematis dan luas, terutama serangan terhadap kaum sipil dengan senjata di medan tempur yang tidak akurat, termasuk bom rumpun yang dilarang luas.
Dalam dua laporan yang dikeluarkan, Kamis (14/3), dikatakan bahwa frekwensi dan besarnya serangan tersebut telah meningkat dalam beberapa bulan ini. Laporan tersebut mengungkapkan rincian kegiatan baik dari pihak rejim pemerintah Suriah maupun dari laskar pemberontak. Laporan sebelumnya terkait pelanggaran rejim Assad mendapat liputan yang luas.
"Pasukan pemberontak, yang umumnya telah menikmati simpati umum di Barat, juga harus dituntut bertanggung jawab," demikian kata Cilina Nasser dari Amnesty. “Sudah waktunya bagi kelompok-kelompok bersenjata mengetahui bahwa apa yang mereka lakukan adalah salah, dan sebagian pelanggaran yang mereka lakukan sudah merupakan kejahatan perang,” katanya.
Jurubicara Departemen Luar negeri Amerika Victoria Nuland mengatakan Amerika telah memrotes pelanggaran hak azasi oleh oposisi dan menuntut agar pemberontak mematuhi aturan tingkah-laku yang dapat diterima.