Pasukan Demokrat Suriah (SDF) yang didukung Amerika melancarkan sebuah serangan pada hari Selasa untuk merebut kota Raqqa di Suriah utara dari militan Islamis.
Sejak November, SDF telah mengepung Raqqa, ibukota de facto Negara Islam atau ISIS, yang telah dikuasai militan itu sejak tahun 2014.
Letnan Jenderal Steve Townsend, yang memimpin koalisi pimpinan AS melawan Negara Islam di Suriah dan Irak mengatakan bahwa pertempuran untuk merebut Raqqa akan berlangsung lama dan sulit, namun akan “memberikan pukulan yang menentukan” terhadap klaim ISIS untuk menyelenggarakan pemerintaha kekhalifahan fisik, menurut sebuah pernyataan koalisi.
Pasukan Irak, dengan dukungan koalisi, juga berupaya mengusir militan ISIS yang tersisa dari kubu utama kelompok itu di Mosul.
Pernyataan koalisi tersebut mengatakan akan terus memberikan peralatan, pelatihan, intelijen dan dukungan logistik kepada SDF selama ofensif Raqqa, dan SDF telah mendorong warga sipil agar meninggalkan kota.
Syrian Observatory for Human Rights, kelompok pemantau HAM di Inggris yang memantau perang di Suriah, mengatakan bahwa pejuang SDF hari Selasa menyerang ujung timur Raqqa dan sebuah pangkalan militer di sisi utara kota itu.
Raqqa telah menjadi subyek spekulasi dan ketegangan di antara berbagai kelompok yang berjuang di Suriah, dan pemerintah serta SDF menyatakan keinginan untuk memimpin pertempuran, sementara Turki menentang peran SDF dan kontingen besar pejuang Kurdi yang oleh pejabat Turki dianggap sebagai teroris. [lt]