Sebanyak 182 orang dari etnis Rohingya dari Myanmar telah melarikan diri dari tempat penampungan di Aceh, yang menurut dugaan pemerintah karena dibujuk oleh pedagang manusia, menurut seorang pejabat hari Sabtu (17/10).
Sebuah inspeksi hari Jumat oleh pemerintah lokal bersama Organisasi Migrasi Internasional (IOM) dan Badan Pengungsi PBB (UNHCR) menemukan hanya 140 dari 422 orang Rohingya yang masih ada di tempat pengungsian di desa Blang Adoe di Aceh Utara, menurut Amir Hamzah, juru bicara kabupaten Aceh Utara.
"Kami menduga mereka dibujuk oleh agen-agen (perdagangan manusia) yang menjanjikan akan membawa mereka ke Malaysia, karena banyak dari mereka memiliki keluarga di Malaysia," ujar Amir.
Ia mengatakan bahwa polisi dan pemerintah setempat sedang menyelidiki kasus itu untuk menemukan siapa otaknya.
Amir mengatakan para pengungsi mungkin meninggalkan tempat penampungan secara berkelompok, namun tidak dapat memastikan kapan mereka mulai kabur.
Mereka termasuk dalam lebih dari 3.000 Muslim Rohingya dan Bangladesh yang ditelantarkan oleh para pedagang manusia yang kemudian diselamatkan atau terdampar bulan Mei di Indonesia, Malaysia dan Thailand.
Indonesia menampung 1.346 migran Rohingya dan Bangladesh. Mereka ditempatkan di kemah-kemah dan beberapa terpisah dari para anggota keluarganya, termasuk mereka yang tinggal di Malaysia. Beberapa dari orang Bangladesh telah dikirim pulang ke negaranya. [hd]