Para penambang emas tanpa izin di Republik Demokratik Kongo, Sabtu (12/9), menggali puing-puing untuk mencari lebih dari 50 rekan mereka yang diperkirakan tewas setelah sebuah tambang runtuh setelah diguyur hujan deras.
Ratusan pemuda berkumpul di sekitar lokasi tambang yang ambruk pada Jumat (11/9). Video memperlihatkan sebagian pemuda itu berusaha memindahkan bebatuan dengan tangan dari tumpukan yang dipenuhi lumpur.
Puluhan orang tewas setiap tahun dalam berbagai kecelakaan di tambang-tambang yang tak diregulasi di Kongo. Banyak orang yang tak dilengkapi peralatan memadai, menggali jauh ke bawah tanah, untuk mencari bijih.
Alexandre Kamundala, wakil Wali Kota Kota Kamituga di dekatnya, mengatakan belum ada jenazah yang ditemukan sejauh ini.
"Tim-tim SAR telah bekerja keras sejak pagi hari untuk berusaha mencari jenazah, tapi karena minimnya peralatan, mereka kesulitan bekerja secara efisien," katanya.
Kantor Gubernur Provinsi Kivu Selatan, Theo Kasi, mengatakan sebagian besar korbannya adalah anak-anak muda. dia menyatakan duka cita kepada pihak keluarga mereka.
Sara Geenen, asisten profesor pada Universitas Antwerp di Belgia, mengatakan tertimbun, tanah longsor dan sesak napas merupakan risiko yang sering dihadapi para penambang batu berharga, yang sering kali tak mengenakan alat pelindung diri selain sepatu boot. Sara pernah melakukan riset tentang tambang emas di sekitar Kamituga. [vm/ft]