Sebuah komite penting di parlemen Inggris hari Selasa (3/11) mengeluarkan laporan yang menyatakan para legislator tidak akan mendukung perpanjangan serangan udara terhadap Suriah, kecuali jika pemerintah Perdana Menteri David Cameron menjawab sejumlah pertanyaan mengenai risiko hukum, politik dan militer.
Inggris telah menjadi bagian dari koalisi pimpinan Amerika yang melancarkan serangan udara terhadap militan Negara Islam (ISIS) di Irak, tetapi Cameron gagal mendapat dukungan cukup banyak untuk mengirim pasukan ke Suriah dengan misi yang sama.
Komite Hubungan Luar Negeri di majelis rendah menyoroti perlunya berfokus pada upaya mencari solusi politik bagi krisis Suriah dan menyatakan serangan udara Inggris dapat menggangu upaya tersebut maupun sikap Inggris dalam perundingan yang mungkin dilakukan.
“Kami menganggap fokus mengenai perpanjangan serangan udara terhadap ISIS di Suriah merupakan pengalihan perhatian dari tugas yang jauh lebih besar dan lebih penting untuk mencari penyelesaian konflik di Suriah dan dengan demikian menyingkirkan salah satu fasilitator utama kebangkitan ISIS,” sebut komite itu.
Laporan itu juga menekankan perlunya suatu strategi internasional yang terpadu yang berpeluang mengalahkan militan dan mengakhiri perang saudara yang telah berlangsung di Suriah sejak Maret 2011.
Mengenai keabsahan operasi di Suriah, komite itu menyatakan bahwa meskipun Irak meminta serangan udara koalisi untuk mendukung pasukannya yang terpojok, hanya Rusia yang secara eksplisit diizinkan Suriah untuk terbang di wilayah angkasanya.
Rusia memulai operasinya di Suriah pada akhir September, yang menurut laporan itu semakin merumitkan konflik karena mereka yang terlibat perang tak pernah berkurang dan tampaknya membatasi pilihan-pilihan yang tersedia bagi pihak lain. [uh]