Liberia Cabut Karantina Kawasan Terjangkit Ebola

Petugas kesehatan Liberia memakai alat pelindung sebelum memindahkan jenazah pria yang diyakini mati karena Ebola di Monrovia (29/8). (AP/Abbas Dulleh)

Polisi anti-huru-hara bentrok dengan warga setelah pemerintah tiba-tiba menetapkan karantina karena warga khawatir tidak akan mendapat pasokan pangan dan air.

Pemerintah Liberia mencabut karantina terhadap sebuah perkampungan kumuh di Monrovia, ibukota negara itu, yang tadinya diberlakukan untuk menghambat penyebaran virus Ebola.

Pemerintah Sabtu (30/8) membongkar barikade-barikade di sekitar distrik West Point. Langkah itu disambut gembira oleh para warga, sementara para pedagang membuka lagi toko-toko mereka.

Polisi anti-huru-hara bentrok dengan warga setelah pemerintah tiba-tiba menetapkan karantina itu 10 hari lalu. Warga khawatir mereka tidak akan mendapat pasokan pangan dan air. Presiden Liberia Ellen Johnson-Sirleaf memerintahkan karantina atas West Point setelah warga menyerbu sebuah klinik pasien Ebola di sana.

Organisasi Kesehatan Sedunia (WHO) mengatakan lebih dari 1.500 orang telah meninggal akibat wabah Ebola di Liberia, Guinea, Sierra Leone, Nigeria dan Senegal.

Pada Jumat, badan kesehatan sedunia itu memperingatkan wabah yang telah berlangsung enam bulan itu memburuk karena 40 persen dari seluruh penderita terjangkit dalam tiga minggu ini.