Para pejabat Libya mengatakan pasukan pemerintah menyita sebuah kapal tanker berisi minyak mentah yang hendak diekspor milisi separatis, mengabaikan larangan pemerintah pusat.
Beberapa sumber dari kalangan militer dan industri minyak Libya hari Senin (10/3) mengatakan angkatan laut Libya mencegat kapal itu ketika hendak berlayar dari pelabuhan As-Sidra dan lalu mengawalnya ke “sebuah pelabuhan yang dikuasai pemerintah.”
Juru bicara pemberontak sebelumnya membantah kehilangan kontrol atas kapal itu.
Kapal 'Morning Glory' itu berbendera Korea Utara, tetapi tidak jelas siapa pemilik resminya. Sumber-sumber perkapalan mengatakan kapal itu sengaja menggunakan bendera Korea Utara demi menyembunyikan identitas pemiliknya.
Juga hari Senin, parlemen Libya memerintahkan pengerahan pasukan khusus minggu ini untuk merebut semua pelabuhan yang dikuasai pemberontak di bagian timur negara itu yang bergejolak.
As-Sidra dan sejumlah pelabuhan utama Libya lainnya dikuasai milisi selama delapan bulan ini sehingga sangat memperlambat produksi minyak negara itu.
Juru bicara pemberontak sebelumnya membantah kehilangan kontrol atas kapal itu.
Kapal 'Morning Glory' itu berbendera Korea Utara, tetapi tidak jelas siapa pemilik resminya. Sumber-sumber perkapalan mengatakan kapal itu sengaja menggunakan bendera Korea Utara demi menyembunyikan identitas pemiliknya.
Juga hari Senin, parlemen Libya memerintahkan pengerahan pasukan khusus minggu ini untuk merebut semua pelabuhan yang dikuasai pemberontak di bagian timur negara itu yang bergejolak.
As-Sidra dan sejumlah pelabuhan utama Libya lainnya dikuasai milisi selama delapan bulan ini sehingga sangat memperlambat produksi minyak negara itu.