Lifting Migas 2017 Tidak Mencapai Target APBNP

Anjungan produksi minyak dan gas Mike-Mike milik PT Pertamina di lepas pantai Jawa Barat, 16 Juli 2015. (Antara via Reuters).

Lifting atau produksi minyak dan gas bumi siap jual pada 2017 mencapai1,944 juta barel ekuivalen minyak per hari (bempd) atau sekitar 98,9 persen dari target APBN-P yang sebesar 1,965 juta bempd, Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), mengatakan dalam siaran pers, Jumat (5/1).

Angka itu terdiri dari lifting minyak bumi sebesar 803,8 ribu barel per hari atau 98,6 persen dari target sebesar 815 ribu bpd dan lifting gas bumi sebesar 6.386 juta standar kaki kubik per hari atau 99,2 persen dari target yang sebesar 6.440 juta standar kaki kubik per hari.

“Kami berusaha seoptimal mungkin untuk menekan penurunan produksi alamiah dengan percepatan penyelesaian proyek dan mendorong kegiatan yang menjaga tingkat produksi,” Kepala SKK Migas, Amien Sunaryadi, dalam siaran pers.

Meski lifting migas tidak mencapai target, penerimaan negara dari kegiatan hulu minyak dan gas bumi mencapai 13,1 miliar dolar pada 2017, melebihi target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) yang sebesar 12,2 miliar dolar.

Indonesia, yang pernah menjadi negara anggota OPEC, berusaha menahan laju penurunan produksi minyak dan gas. Produksi minyak Indonesia terus menurun sejak puncak produksi pada 1990an karena hampir tidak ada proyek-proyek baru, akibat rendahnya investasi untuk eksplorasi cadangan minyak dan gas baru.

Realisasi investasi mencapai 9,33 miliar dolar pada 2017, dari kesepakatan sebesar 12,29 miliar dolar. Dari angka tersebut, investasi untuk eksplorasi migas hanya sebesar 180 juta dolar, sedangkan investasi untuk blok eksploitasi atau blok migas yang sudah berproduksi mencapai 9,15 miliar dolar. [fw/au]