Empat negara Afrika berusaha mengajukan sebuah perjanjian baru untuk berbagi air dari Sungai Nil, yang membuat marah Mesir dan memunculkan kemungkinan adanya pertikaian politik.
Para pejabat dari Rwanda, Ethiopia, Tanzania dan Uganda menandatangani perjanjian itu hari Jumat di Entebbe setelah pembicaraan selama 13 tahun. Tiga anggota lain Inisiatif Lembah Sungai Nil – Kenya, Burundi dan Republik Demokratis Kongo – berjanji menandatanganinya dalam setahun kedepan.
Menteri Perairan Ethiopia Asfaw Dingamo memuji perjanjian itu, mengatakan sungai terpanjang di dunia itu sebagai sumberdaya untuk semua negara. Menteri perairan dan lingkungan Uganda mengatakan kepada VOA perjanjian itu diperlukan untuk memastikan pertumbuhan dan stabilitas kawasan.
Tetapi perjanjian itu memicu kecaman keras dari Mesir, yang bertekad mengambil langkah hukum untuk mempertahankan hak-hak airnya sekarang.
Dalam wawancara dengan VOA, jurubicara Departemen Luar Negeri Mesir Hossam Zaki menyebut penandatanganan itu sebuah “langkah yang disayangkan”.