Lima siswi anggota asli tim robotik Afghanistan, yang dikenal sebagai “The Afghan Dreamers" dan mendapat ancaman dari Taliban, tiba di Kota Meksiko pada Selasa (24/8) malam.
Evakuasi tim, yang seluruh anggotanya perempuan itu, dilakukan lewat upaya dan koordinasi internasional berskala luas dari beragam kelompok sukarelawan. Tidak semua anggota kelompok ini dievakuasi bersama-sama dari Afghanistan ke Qatar, tetapi perjalanan ke Kota Meksiko dilakukan bersama.
Dengan pergolakan politik yang sedang terjadi di Afghanistan, kelompok perempuan dan anak perempuan -- yang telah terlibat dalam upaya pemberdayaan perempuan dan anak perempuan untuk dapat menempuh pendidikan ini -- menghadapi risiko yang signifikan dari Taliban. Kelima siswi menerima ancaman dari kelompok militan fundamentalis itu, yang membuat mereka khawatir akan nasib dan masa depan mereka di bawah kepemimpinan Taliban.
“The Afghan Dreamers” mencuri perhatian publik untuk pertama kalinya pada 2017, ketika mereka ditolak memperoleh visa guna mengikuti kompetisi robotik "World Robot Olympiad" di Washington DC. Penolakan ini memicu kecaman luas dunia internasional. Sejak saat itu gadis-gadis ini telah menjadi simbol harapan dan persatuan di Afghanistan, mendorong dukungan dan fans yang sangat luar baisa di seluruh dunia.
Tahun lalu kelima siswi ini menjadi berita utama lagi karena membangun ventilator yang sangat dibutuhkan dari suku cadang mobil bekas.
“Robotik telah mengajar kami berpikir dengan cara yang berbeda. Kami merasa dapat mengembangkan solusi untuk setiap masalah yang kami hadapi,” ujar salah seorang anggota tim “The Afghan Dreamer” yang demi alasan keamanan, tidak ingin namanya dipublikasikan. Ia menggarisbawahi “kami telah membuktikan perempuan dapat unggul dalam bidang apapun yang mereka pilih.”
Wakil Menteri Urusan Multilateral dan HAM di Kementerian Luar Negeri Meksiko Martha Delgado mengatakan “bagi pemerintah kami, ini merupakan tonggak sejarah dalam tradisi panjang penguasa dan pencari suaka. Meksiko mengakui bahwa merupakan tanggung jawab semua negara untuk memberikan perlindungan kepada para pengungsi, dan mengimbau masyakarat internasional untuk memperkuat bantuan kemanusiaan.”
BACA JUGA: Juru Bicara Taliban Janji Akan Hormati Hak-Hak PerempuanKantor berita Associated Press mengutip pernyataan Nahid Rahimi, salah seorang anggota “The Afghan Dreamers,” mengatakan sangat khawatir dengan berkuasanya kembali Taliban. Kekuasaan itu memungkinkan perempuan dan kelompok minoritas akan kehilangan hak dan kewajiban yang sudah diperjuangkan dalam beberapa tahun terakhir ini.
Juru bicara pemerintahan baru Taliban, Suhail Shaheen, mengklaim gadis-gadis itu tidak akan “kehilangan (hak) apapun” dan hanya akan diminta mengenakan hijab atau jilbab. [em/ah]