Aktivis hutan Amazon Marina Silva mengumumkan bahwa dirinya telah ditunjuk sebagai Menteri Lingkungan Hidup Brazil oleh Presiden-terpilih Luiz Inácio Lula da Silva.
Lula mengonfirmasi pengumuman Marina Silva hari Kamis (29/12) melalui sebuah konferensi pers.
Pengumuman itu mengindikasikan bahwa pemerintahan Brazil yang baru akan memprioritaskan upaya menumpas penggundulan hutan ilegal, meskipun itu berarti melanggar kepentingan agrobisnis yang kuat.
Keduanya sama-sama menghadiri konferensi iklim PBB baru-baru ini di Mesir, di mana Lula menjanjikan “nol deforestasi” di Amazon di hadapan hadirin yang bersorak sorai. Amazon adalah hutan tropis terbesar di dunia, yang menjadi kunci perjuangan melawan perubahan iklim sampai 2030. “Tidak akan ada ketahanan iklim kalau Amazon tidak dilindungi,” ujar Lula saat itu.
BACA JUGA: Presiden Terpilih Brazil Janjikan ‘Hari Baru’ bagi Kawasan AmazonDitunjuknya Marina Silva menegaskan komitmen tersebut, meski juga akan mempersulit prospek kekuasan Lula, mengingat banyak pengusaha pertanian dan anggota parlemen yang terkait bidang itu yang tidak menyukainya.
Ketidaksukaan mereka berawal dari jabatan Marina Silva sebagai menteri lingkungan hidup pada sebagian besar masa kepresidenan Lula sebelumnya, dari tahun 2003 sampai 2010.
Silva lahir di Amazon dan bekerja sebagai seorang penyadap karet ketika masih remaja.
Sebagai menteri lingkungan hidup dulu, ia memimpin pembukaan puluhan kawasan konservasi dan sebuah strategi canggih melawan deforestasi dengan meluncurkan operasi besar-besaran untuk melawan para pelanggar aturan lingkungan dan menggunakan sistem pengawasan satelit yang baru. Ia juga membantu merancang upaya terbesar dunia untuk melestarikan hutan tropis itu, yaitu Dana Amazon, yang sebagian besar disokong oleh Norwegia. Angka penggundulan hutan pun merosot tajam.
Namun Lula dan Silva berpisah jalan ketika Lula mulai meladeni para petani pada masa kepresidenannya yang kedua. Silva mengundurkan diri dari posisinya sebagai menteri tahun 2008.
BACA JUGA: Calon Menteri Kehakiman Brazil Sebut Kamp Penyangkal Pemilu Brazil sebagai ‘Inkubator Terorisme’Lula tampaknya telah meyakinkan Silva bahwa ia telah mengubah taktiknya, dan Silva pun akhirnya bergabung dengan kampanye Lula, setelah ia menyetujui proposal pelestarian lingkungan Silva. Ketika tampil dalam KTT Iklim PBB, Silva mengatakan bahwa pemerintahan Lula akan melindungi hutan dan memimpin perjuangan memerangi perubahan iklim.
Itu bertolak belakang dengan kebijakan presiden sebelumnya, Jair Bolsonaro, yang mendorong pembangunan di hutan Amazon dan menteri lingkungan hidupnya mundur setelah kepolisian nasional Brazil mulai menyelidiki apakah ia membantu ekspor kayu hasil pembalakan.
Bolsonaro juga membekukan pembentukan kawasan lindung, melemahkan badan-badan lingkungan dan menempatkan manajemen kehutanan di bawah kendali kementerian pertanian. Ia juga mengedepankan bisnis pertanian, yang bertentangan dengan penetapan kawasan lindung seperti wilayah adat dan mendorong legalisasi ‘perampasan tanah.’ [rd/ka]