Lima mahasiswi jurusan Kedokteran Umum Universitas Gajah Mada Yogyakarta yaitu Amalia Rani Setyawati, Suci Ardini Widyaningsih, Nisa Karima, Nurulita Ainun Alma, dan Hilda Dwi Mahardiani, membuat kreasi batik histologi atau jaringan tubuh makhluk hidup yang mengantar kelimanya meraih dana DIKTI (Direktorat Pendidikan Tinggi) tahun 2013 dalam Program Kreatifitas Mahasiswa bidang Kewirausahaan (PKM-K).
Ide pembuatan batik bermotif jaringan tubuh tersebut bermula ketika mereka mempelajari histologi pada semester awal perkuliahan. Dosen menjelaskan tentang berbagai struktur jaringan tubuh, salah satunya alat penyaring darah pada ginjal atau ginjal glumerulus.
Oleh dosen dijelaskan struktur ginjal glumerulus bentuknya memang indah, bahkan bagus kalau misalnya dituangkan menjadi motif batik. Dari pengalaman itu kelima mahasiswi mulai proses pembuatan kreasi batik histologi, dan diberi nama Batik Kumahargyan yang berarti indah dan dihormati.
Nisa Karima mengatakan, tujuan pengembangan batik dengan motif histology tersebut sebagai pelatihan wirausaha sekaligus menyebarkan pengetahuan kepada masyarakat melalui batik.
"Selain mencoba berwirausaha, kami juga ingin memperkenalkan kepada masyarakat tentang apa sih sebenarnya yang ada didalam tubuh manusia. Kenapa tubuh bisa bergerak, kenapa kita bisa bernafas. Kita ingin memperkenalkan itu kepada masyarakat melalui metode yang sebenarnya sangat mudah yaitu pakaian yang mereka pakai sehari-hari yang bisa mereka lihat kapan saja,” kata Nisa Karima.
Untuk sementara ini, batik Kumahragyan diproduksi dalam dua desain yaitu motif musculus skeletal yang menggambarkan system pergerakan otot, rangka dan tulang dalam berbagai warna, serta motif fertilisasi implantasi yaitu proses pembuahan dan penempelan janin dalam dinding rahim dalam warna-warna gradasi. Pemasarannya selain dijual kepada kenalan para mahasiswa dan dosen juga dijual secara online melalui facebook dan twitter.
Menurut Amalia Setyawati, dipilihnya dua motif tersebut melalui konsultasi kepada berbagai pihak.
“Awalnya ada banyak model sekitar lima atau enam, terus kita survey ke teman-teman, tanya ke keluarga, akhirnya kita ambil dua model ini. Fertilisasi-implantasi dan musculus skeletal itu ternyata paling banyak peminatnya,” jelas Amalia Rani.
Dosen Fakultas Kedokteran UGM yang juga spesialis ginekologi, dokter Ova Emilia mendukung usaha yang dilakukan para mahasiswanya.
“Orang kan tidak tahu kalau dilihat itu otot ya seperti kalau orang beli daging. Tapi kalau kita pandang di mikroskop itu cantik. Jadi sel-selnya itu ada kekhasan. Ada yang namanya otot polos, otot lurik, yang belum semua orang tahu bahwa itu semua indah,” kata dokter Ova Emilia.
Menurut ketua Paguyuban Pecinta Batik Sekar Jagad, Nyonya Ety Suliantoro Sulaiman, sejak dahulu kala motif batik sangat beragam dan merefleksikan berbagai aspek kehidupan masyarakat. Misalnya, batik motif Semen menggambarkan tentang reproduksi manusia.
“Dari dulu itu banyak disain-disain kuno yang ternyata (berupa) sel-sel saja. Dari mana mereka tahu wong dulu itu belum ada mikroskop tetapi ada yang namanya sel telur wanita, sel telur pria, (motif) Semen itu kan jadi macem-macem,” kata nyonya Ety Suliantoro Sulaiman.
Batik motif jaringan tubuh manusia tersebut dikerjakan para perajin batik di wilayah Pandak Bantul Yogyakarta. Dalam setiap kemasan batik disertakan informasi terkait arti pola histologi dan informasi kesehatan lainnya.