Mahkamah Agung India menguatkan hukuman atas orang yang mengotaki serangan teror di Mumbai yang menimbulkan korban jiwa terbanyak di negara itu 20 tahun lalu.
NEW DELHI —
Menyebut laki-laki tersebut salah seorang otak serangan yang menggoncang Mumbai tahun 1993, Mahkamah Agung hari Kamis menegaskan hukuman mati yang dijatuhkan pengadilan anti-teror terhadap Yakub Memon tahun 2007.
Hukuman mati atas 10 orang lainnya dikurangi menjadi hukuman seumur hidup penjara.
Serangan bom itu dilakukan untuk membalas pembungihangusan masjid oleh kelompok fundamentalis Hindu di India Utara tahun 1992.
Serangan itu merupakan yang paling banyak menimbulkan korban jiwa di Mumbai, kota yang digoncang teror beberapa kali. Para teroris itu menggunakan kendaraan-kendaraan yang dimuati bom untuk diledakkan secara berangkai di beberapa tempat tersibuk di kota itu, seperti bursa saham, bioskop, dan dua pasar yang selalu padat pengunjung. Sekitar 257 orang tewas dan lebih dari 700 lainnya luka-luka.
Mahkamah Agung mengatakan, keterlibatan Pakistan dalam serangan itu tidak bisa disangkal, dan mengatakan, para teroris yang melakukan pemboman itu dipersenjatai dan dilatih oleh negara tetangga India itu.
Mahkamah Agung mengamati, badan intelijen Pakistan, ISI, terlibat dalam serangan itu.
Jaksa ketua di Mumbai Ujjwal Nikam menyambut baik keputusan itu. Ia mengatakan, “Keputusan itu akan memberi pesan kuat ke luar perbatasan dan juga kepada terroris yang bersembunyi di Pakistan.”
Pada masa lalu, pihak berwenang India juga menuding Pakistan atas perannya dalam serangan itu, dan mengatakan salah seorang otak serangan itu tinggal di Pakistan. Namun, Pakistan, benar-benar menyangkal tuduhan India bahwa pihaknya melatih dan mempersenjatai militan untuk melancarkan serangan di India.
Keputusan pengadilan hari Kamis juga mendapat perhatian besar karena melibatkan bintang Bollywood terkenal. Pengadilan itu menjatuhkan hukuman atas aktor Sanjay Dutt karena memiliki senjata secara tidak sah yang diberlinya dari para penyerang bom itu. Aktor tersebut mengatakan ia membeli senjata itu untuk melindungi keluarganya dari kerusuhan antar agama yang menggoncang Mumbai sebelum terjadinya serangan bom.
Namun, hukuman Dutt dikurangi dari enam tahun menjadi lima tahun.
Farhana Shah, salah seorang tim pengacaranya, mengatakan, “Senjata-senjata itu tidak digunakan untuk tujuan atau direncanakan untuk melancarkan kegiatan teror. Karena itu mereka mempertimbangkan hal tersebut dan mengurangi masa hukuman.”
Dutt, yang berada di luar penjara dengan jaminan uang, diperintahkan kembali ke penjara dalam waktu empat minggu. Penangkapan, penyidangan, dan penjatuhan hukuman terhadapnya terkait serangan bom itu memudarkan daya tariknya di layar lebar.
Hukuman mati atas 10 orang lainnya dikurangi menjadi hukuman seumur hidup penjara.
Serangan bom itu dilakukan untuk membalas pembungihangusan masjid oleh kelompok fundamentalis Hindu di India Utara tahun 1992.
Serangan itu merupakan yang paling banyak menimbulkan korban jiwa di Mumbai, kota yang digoncang teror beberapa kali. Para teroris itu menggunakan kendaraan-kendaraan yang dimuati bom untuk diledakkan secara berangkai di beberapa tempat tersibuk di kota itu, seperti bursa saham, bioskop, dan dua pasar yang selalu padat pengunjung. Sekitar 257 orang tewas dan lebih dari 700 lainnya luka-luka.
Mahkamah Agung mengatakan, keterlibatan Pakistan dalam serangan itu tidak bisa disangkal, dan mengatakan, para teroris yang melakukan pemboman itu dipersenjatai dan dilatih oleh negara tetangga India itu.
Mahkamah Agung mengamati, badan intelijen Pakistan, ISI, terlibat dalam serangan itu.
Jaksa ketua di Mumbai Ujjwal Nikam menyambut baik keputusan itu. Ia mengatakan, “Keputusan itu akan memberi pesan kuat ke luar perbatasan dan juga kepada terroris yang bersembunyi di Pakistan.”
Pada masa lalu, pihak berwenang India juga menuding Pakistan atas perannya dalam serangan itu, dan mengatakan salah seorang otak serangan itu tinggal di Pakistan. Namun, Pakistan, benar-benar menyangkal tuduhan India bahwa pihaknya melatih dan mempersenjatai militan untuk melancarkan serangan di India.
Keputusan pengadilan hari Kamis juga mendapat perhatian besar karena melibatkan bintang Bollywood terkenal. Pengadilan itu menjatuhkan hukuman atas aktor Sanjay Dutt karena memiliki senjata secara tidak sah yang diberlinya dari para penyerang bom itu. Aktor tersebut mengatakan ia membeli senjata itu untuk melindungi keluarganya dari kerusuhan antar agama yang menggoncang Mumbai sebelum terjadinya serangan bom.
Namun, hukuman Dutt dikurangi dari enam tahun menjadi lima tahun.
Farhana Shah, salah seorang tim pengacaranya, mengatakan, “Senjata-senjata itu tidak digunakan untuk tujuan atau direncanakan untuk melancarkan kegiatan teror. Karena itu mereka mempertimbangkan hal tersebut dan mengurangi masa hukuman.”
Dutt, yang berada di luar penjara dengan jaminan uang, diperintahkan kembali ke penjara dalam waktu empat minggu. Penangkapan, penyidangan, dan penjatuhan hukuman terhadapnya terkait serangan bom itu memudarkan daya tariknya di layar lebar.