Majelis Umum PBB, Rabu (11/12) akan mempertimbangkan rancangan resolusi yang menyerukan gencatan senjata segera di Jalur Gaza serta pembebasan semua sandera yang masih ditahan oleh militan.
Pertemuan tersebut diadakan beberapa minggu setelah Amerika Serikat memberikan suara menentang tindakan serupa di Dewan Keamanan PBB.
Majelis Umum sebelumnya telah menyetujui seruan gencatan senjata, tetapi resolusinya tidak mengikat, tidak seperti resolusi Dewan Keamanan.
Draf yang sedang dipertimbangkan juga meminta agar warga sipil Palestina di Gaza diberikan akses segera ke bantuan yang diperlukan untuk bertahan hidup, termasuk akses tanpa hambatan untuk pengiriman kemanusiaan di seluruh Jalur Gaza.
Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan, Selasa (10/12) mengatakan bahwa bantuan ke Gaza utara sebagian besar telah diblokir selama dua bulan, menyebabkan 65 ribu hingga 75 ribu warga Palestina tidak memiliki akses ke makanan, air, listrik, atau perawatan kesehatan.
Pasukan Israel, Rabu (11/12) melakukan serangan udara di Gaza utara dan tengah yang menurut pejabat kesehatan Palestina menewaskan sedikitnya 26 orang. Setidaknya 19 orang tewas dalam serangan yang menghantam sebuah rumah di Beit Lahiya, kata para pejabat.
Serangan udara lainnya menghantam sebuah rumah di kamp Nuseirat di Gaza tengah, menewaskan sedikitnya tujuh orang.
Hamas memulai perang dengan serangannya pada Oktober 2023 di Israel selatan. Para militan ketika itu menewaskan sekitar 1.200 orang dan menyandera 250 orang.
Serangan balasan Israel di Gaza telah menewaskan lebih dari 44.700 orang, menurut kementerian kesehatan di Gaza.
Konflik tersebut memicu pertempuran di perbatasan Israel-Lebanon saat sekutu Hamas, Hizbullah, melancarkan serangan lintas perbatasan di Israel utara. Kedua pihak melakukan serangan skala rendah selama berbulan-bulan sebelum konflik meletus pada bulan September dengan operasi darat Israel di Lebanon selatan dan serangan udara yang menewaskan sejumlah pemimpin Hizbullah.
Gencatan senjata antara Israel dan Hizbullah telah berlangsung sejak akhir November.
Hamas dan Hizbullah telah ditetapkan sebagai kelompok teror oleh Amerika Serikat, Inggris, dan negara-negara Barat lainnya. [uh/ab]