Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Jumat (11/6), akan melakukan pemungutan suara untuk kursi bergilir di Dewan Keamanan (DK) yang terdiri dari 15 negara kepada lima negara.
Albania, Brasil, Gabon, Ghana, dan Uni Emirat Arab mencalonkan diri tanpa hambatan untuk masa keanggotaan dua tahun. Namun, masing-masing masih perlu mengamankan dua pertiga mayoritas suara, yang diberikan secara rahasia, untuk lolos. Albania adalah satu-satunya kandidat yang belum pernah menduduki kursi di dewan itu.
Negara-negara biasanya menyatakan pencalonan mereka beberapa tahun sebelumnya. Namun terkadang ada negara yang mencalonkan diri pada saat-saat akhir. Tahun ini, Republik Demokratik Kongo (DRC) pada Mei memutuskan untuk menantang yang sedianya menjadi kemenangan meyakinkan Gabon dan Ghana. Namun, awal pekan ini, laporan dari wilayah itu mengatakan presiden DRC, Felix Tshisekedi, telah memutuskan untuk mengabaikan upaya negaranya di dewan itu.
Dewan Keamanan PBB menangani masalah-masalah perdamaian dan keamanan internasional. DK memiliki kekuatan untuk mengerahkan pasukan penjaga perdamaian ke tempat-tempat bermasalah dan memberi sanksi kepada pelaku kejahatan.
Tindakannya seharusnya mencegah dan menyelesaikan konflik, tetapi dalam beberapa tahun terakhir, para pengecam mengatakan bahwa pandangan yang berbeda, terutama di antara anggota tetapnya — Inggris, China, Perancis, Rusia, dan Amerika telah menghambat tindakan atas masalah-masalah mendesak.
"Catatan Dewan Keamanan tentang krisis baru-baru ini sangat menyedihkan," kata Louis Charbonneau, direktur PBB di Human Rights Watch, kepada VOA.
“Apakah itu terkait kejahatan perang di Gaza, pelanggaran hak asasi manusia besar-besaran di Myanmar, atau kekejaman di wilayah Tigray Ethiopia, yang paling berat biasanya pernyataan keprihatinan yang disampaikan sesekali, itupun kalau kita beruntung," katanya.
Pemungutan suara tahunan selalu menarik ratusan diplomat ke Aula Majelis Umum, di mana negara-negara kandidat membagikan suguhan bertema nasional, mengakhiri kampanye mereka selama berbulan-bulan.
Namun, markas besar PBB berada di jantung Kota New York, yang dilanda pandemi COVID-19. Kota itu baru tiga minggu lalu menyatakan membuka diri kembali dan beberapa protokol kesehatan tetap berlaku di dalam kompleks PBB, yang berarti pemungutan suara kemungkinan akan disederhanakan.
Negara-negara yang mencalonkan diri untuk Dewan Keamanan akan menggantikan anggota yang keluar Estonia, Niger, Saint Vincent dan Grenadines, Tunisia dan Vietnam. Anggota baru akan memulai keanggotaannya selama dua tahun pada 1 Januari.
Mereka akan bergabung dengan lima anggota tidak tetap lainnya, yaitu India, Irlandia, Kenya, Meksiko, dan Norwegia, dan lima anggota tetap pemegang hak veto: Inggris, China, Perancis, Rusia, dan Amerika. [my/ft]