Di seluruh dunia, kanker lebih banyak menjangkiti laki-laki dibanding perempuan. Sebuah studi baru di India mengungkap hal yang sebaliknya di negara itu. Diterbitkan dalam jurnal medis Lancet, studi itu melaporkan bahwa perempuan India tidak hanya memiliki tingkat kanker yang lebih tinggi, mereka juga mengidap pada usia yang lebih muda dibanding perempuan di negara-negara maju di barat.
Energetik dan selalu semangat, seorang perempuan warga Delhi, Kalpana Mehta dinyatakan bebas dari kanker payudara lima tahun lalu. Mehta termasuk beruntung karena kankernya terdeteksi sejak dini. Meskipun dia seorang profesional yang berpendidikan, dia mengatakan tidak pernah mempertimbangkan untuk menjalani pemeriksaan kanker, meskipun sudah memasuki usia 40 tahun.
“Ketika sedang menyetir, saya sering mendengar di radio, lakukan ini – lakukan itu. Saya langsung mengganti saluran radio sambil berpikir ‘buat apa saya mendengarkan ini? Saya tidak akan terkena kanker!,” tuturnya.
Ratusan kilometer dari Delhi, Reena Tripathi mengalami hal yang serupa dengan Mehta – kecuali satu. Pada usia 42 tahun, kanker membuka matanya.
“Orang-orang sering meminum obat ini dan itu, kadang untuk pusing kepala atau sakit perut. Tapi bagaimana dengan penyakit serius? Saya benar-benar tidak tahu apa-apa. Bagaimana saya mendapatkannya?,” tanyanya.
Tripathi dan Mehta termasuk di antara semakin bertambahnya perempuan India yang mengidap kanker. Kasus kanker payudara tripel negatif yang sulit diobati, angkanya sangat tinggi, kata Dr Ravi Mehrotra dari Institut Nasional Pencegahan dan Riset Kanker.
“Perempuan dengan tripel negatif, tidak merespon pengobatan dengan baik. Apabila ada lima persen kasus tripel negatif di Barat, di India angkanya 10 persen,” ujar Dr Ravi.
Sebuah studi oleh Institut Nasional Pencegahan dan Riset Kanker mendapati bahwa terdapat kebutuhan mendesak untuk dilakukannya riset yang bisa mengungkap faktor-faktor genetika yang menyebabkan tingginya angka kanker di kalangan perempuan India. Tidak ada program pemeriksaan kanker nasional di negara itu. India juga tidak punya sumber daya yang cukup untuk melindungi populasinya yang besar dari penyakit itu.
Dr Ravi menambahkan, “Jumlah mesin-mesin radioterapi yang dibutuhkan bagi pengobatan hanya ada kurang dari separuh dari yang seharusnya. Jumlah pakar onkologi bedah duapertiga dari jumlah seharusnya. Jumlah pakar onkologi medis juga lebih sedikit.”
Para pakar menekankan pentingnya pemeriksaan tepat waktu untuk mendeteksi kanker sejak dini. [vm/al]