Makin Meluas, Invasi China ke Bisnis Sinema Hollywood

Dua orang pengunjung sedang bermain dengan telepon genggam mereka, duduk di bawah logo perusahaan raksasa internet Tencent, saat berlangsungnya Konferensi Global Mobile Internet di Beijing, 6 Mei 2014. (Foto: dok).

Invasi China ke bisnis sinema Amerika Serikat semakin meluas. Hollywood menyambut namun Beijing mencegahnya.

Kelak Hollywood tidak bisa lagi membanggakan film-film seperti Mission Impossible dan Terminator khususnya versi-versi barunya, sebagai semata karya Amerika. Pasalnya, raksasa internet China "Tencent" telah membeli sebagian saham "Skydance Media", perusahaan yang memproduksi film-film itu.

Belum begitu jelas bagaimana proses transaksi itu. Namun surat kabar Los Angeles Times melaporkan, "Tencent" mengeluarkan dana lebih dari 100 juta dolar untuk membeli saham "Skydance" sebanyak lima hingga 10 persen.

Yang pasti, dengan kesepakatan ini, "Tencent" akan ikut membiayai produksi film-film "Skydance", dan "Skydance" akan menikmati keuntungan distribusi dan pemasaran film-filmnya di pasar film terbesar kedua di dunia itu.

Didirikan pada 2010, "Skydance" telah memproduksi 15 film, umumnya hasil kolaborasi dengan "Paramount Pictures", termasuk film waralaba "Star Trek". Dalam dua tahun ke depan, perusahaan itu akan merilis sekuel film-film Mission: Impossible, Terminator, dan Top Gun.

Sebuah kios promosi WeChat, salah satu produk perusahaan Tencent untuk buku khusus orang buta dipajang saat konferensi pers di Hong Kong, 18 Maret 2015. (Foto: dok).

"Tencent" adalah salah satu perusahaan paling menguntungkan di dunia. Keuntungan utamanya diperoleh dari mobile video game yang luar biasa populer yang berjudul "Honour of Kings" dan "WeChat", aplikasi media sosial paling populer di China yang memiliki hampir satu miliar pelanggan.

Tahun lalu "Tencent" bahkan masuk dalam klub ekslusif perusahaaan-perusahaan dengan nilai pasar saham lebih dari 500 miliar dolar.

Kesepakatan dengan "Skydance" bukan menandai kali pertama "Tencent" merambah dunia film. Tahun lalu, "Tencent" ikut berinvestasi dalam film blockbuster Hollywood, "Kong: Skull Island", dan memegang kendali jasa penjualan online tiket bioskop di China.

Menurut kesepakatan kemitraan dengan "Skydance", "Tencent" berpeluang berkolaborasi di media-media lain di Amerika, termasuk televisi, interaktif dan realitas virtual.

Your browser doesn’t support HTML5

Info Film: Ekspansi China dalam Bisnis Film Hollywood

"Tencent" sendiri bukan perusahaan China pertama yang memperluas bisnisnya ke industri film Amerika. Konglomerat China Dalian Wanda, melalui Wanda Group, sempat membeli sebagian saham "Legendary Entertainment" yang memproduksi Jurassic World dan trilogi Batman senilai 3,5 miliar dolar dan jaringan bioskop AMC milik AS.

Akankah "Tencent" berhasil mewujudkan ambisinya? Mungkin saja. Namun pemerintah China menentang langkah itu. Baru-baru ini Beijing mengeluarkan peringatan yang menentang investasi tidak rasional perusahaan-perusahaan China di luar negeri, khususnya di industri sinema.

Kesepakatan antara perusahaan China Huahua Media dan perusahaan AS Paramount Hollywood senilai 1 miliar dolar, November lalu, batal sebagai akibat dari mengetatnya peraturan investasi pemerintah China. [ab/uh]

Sumber: movies.yahoo.com/cinemablend.com