Mantan Informan DEA yang Terkait Pembunuhan Presiden Haiti Teridentifikasi

Tersangka pembunuhan Presiden Jovenel Moise, yang ditembak mati Rabu pagi di rumahnya, ditunjukkan kepada media, di Port-au-Prince, Haiti, 8 Juli 2021. (REUTERS/Estailove St-Val)

Dua sumber pemerintah Amerika Serikat (AS) pada Selasa (13/7) mengidentifikasi mantan informan badan penegak narkoba AS atau Drug Enforcement Administration (DEA) yang dituduh berperan dalam pembunuhan Presiden Haiti Jovenel Moise adalah Joseph Vincent, 55 tahun, dari Florida.

Vincent dan warga Haiti-Amerika kedua di Florida, James Solages, 35 tahun, telah ditangkap oleh pihak berwenang Haiti dan didakwa ikut serta dalam serangan minggu lalu, sebagaimana dilansir dari Reuters, Selasa (13/7).

Menurut sumber lain, mereka mengatakan kepada penyelidik bahwa mereka disewa sebagai penerjemah di tim yang didominasi oleh 26 orang Kolombia.

BACA JUGA: Menlu AS Desak Pemimpin Haiti Adakan Pemilu Tahun Ini

Orang Haiti-Amerika ketiga, Christian Emmanuel Sanon, ditangkap pada Minggu (11/7) oleh pihak berwenang Haiti. Ia dituduh sebagai dalang dalam serangan itu.

Salah satu sumber pemerintah AS mengatakan bahwa jaksa AS sedang mempertimbangkan beberapa kemungkinan tuntutan pidana federal terhadap tersangka pelaku pembunuhan Moise.

Tuduhan tersebut dapat mencakup pelanggaran Undang-Undang Netralitas, yang melarang ekspor senjata dan amunisi AS ke negara-negara asing yang sedang berperang, Peraturan Lalu Lintas Senjata Internasional dan undang-undang federal yang mengkriminalisasi pembunuhan pejabat asing, tamu resmi, atau orang yang dilindungi secara internasional.

Pada Senin (12/7), seorang pejabat DEA mengatakan bahwa salah satu dari dua tersangka Haiti-Amerika yang ditangkap minggu lalu adalah mantan informan, tetapi ia menolak untuk mengatakan yang mana. Pejabat DEA menambahkan bahwa tersangka telah menghubungi DEA setelah pembunuhan dan mendesaknya untuk menyerah.

BACA JUGA: Politisi Terkenal Haiti Bersaksi di Pengadilan 

"Orang-orang ini tidak bertindak atas nama DEA," kata pejabat badan tersebut.

Vincent tidak dapat dihubungi untuk dimintai komentar pada hari Selasa (13/7). DEA menolak berkomentar.

Beberapa informasi tentang kehidupan Vincent di AS mulai terkuak. Koran Miami Herald melaporkan bahwa Vincent menjadi informan DEA setelah ditangkap lebih dari 20 tahun yang lalu karena memberikan informasi palsu saat aplikasi paspor AS.

AS telah mengirim pejabat penegak hukum federal, termasuk dari FBI dan Departemen Keamanan Dalam Negeri, untuk membantu penyelidikan atas serangan itu, yang semakin membuat tidak stabil negara Karibia yang miskin tersebut. [ah/ft]