Seorang mantan komandan pasukan Inggris mengkritik penggambaran Pangeran Harry sewaktu menjalankan tugas di Angkatan Darat Inggris di Afghanistan.
Kolonel Richard Kemp, mantan komandan Angkatan Darat Inggris di Afghanistan, mengatakan komentar Pangeran Harry dalam bukunya yang akan dirilis dapat membahayakan pasukan Inggris.
"Saya pikir ini akan menghasut beberapa orang untuk mencoba menyerang tentara Inggris di manapun di dunia, atau mantan tentara Inggris," kata Kemp kepada Sky News, Jumat (6/1).
Pangeran Harry mengungkapkan rincian tentang perannya dalam membunuh sejumlah militan Taliban selama dinas militernya di Afghanistan dalam sebuah memoar baru berjudul "Spare" yang akan dirilis secara resmi pada 10 Januari.
Buku yang dibuat seorang penulis bayangan itu mencakup pernyataan Harry bahwa ia membunuh 25 orang Taliban saat bertugas sebagai ko-pilot dan penembak untuk helikopter Apache pada 2012 sebagai bagian dari kampanye militer Inggris melawan Taliban di Afghanistan.
Ia mengatakan bahwa ia tidak merasa bangga atau malu atas tindakannya. Di tengah panasnya pertempuran, ia menganggap pejuang musuh sebagai bidak yang harus dikeluarkan dari papan catur.
Associated Press membeli salinan buku berbahasa Spanyol itu sebelum diterbitkan dalam 16 bahasa di seluruh dunia pada hari Selasa (10/1).
Harry mengabdi selama 10 tahun di Angkatan Darat Inggris, tahun-tahun yang ia gambarkan sebagai yang paling membahagiakan karena ia bisa merasakan kehidupan normal, sebelum mengambil tugas kerajaan penuh waktu pada tahun 2015.
Anas Haqqani, seorang pejabat senior Taliban bereaksi terhadap pernyataan Harry tentang pembunuhan 25 orang Afghanistan selama misinya dengan pasukan Inggris di Helmand. Ia mengatakan mereka yang dibunuh oleh Harry adalah manusia dan bukan bidak catur.
Ia mengatakan dalam serangkaian cuitan di Twitter, “Harry! Yang Anda bunuh bukanlah bidak catur, mereka adalah manusia; mereka memiliki keluarga yang menunggu kepulangan mereka.”
“Di antara para pembunuh orang Afghanistan, tidak banyak yang memiliki kesopanan Anda untuk mengungkapkan hati nurani mereka dan mengakui kejahatan perang mereka. Yang benar adalah apa yang Anda katakan; Orang-orang kami yang tidak bersalah adalah bidak catur bagi tentara, dan bagi pemimpin militer dan politik Anda. Tapi tetap saja, Anda dikalahkan dalam permainan catur ini.”
Haqqani mengatakan ia tidak berharap bahwa Mahkamah Pidana Internasional (ICC) akan memanggil Anda atau para aktivis HAM akan mengutuk Anda, “karena mereka menutup mata dan telinga untuk Anda. Tapi semoga kekejaman ini akan dikenang dalam sejarah umat manusia.” [ab/uh]