Kesepakatan Australia untuk memperoleh kapal selam yang didukung oleh teknologi nuklir AS bertujuan untuk melindungi Amerika Serikat dari serangan nuklir China, kata mantan Perdana Menteri Australia Paul Keating, Rabu (10/11). Ia juga mengatakan, kesepakatan itu telah mengubah hubungan Australia dengan China.
Keating, yang memimpin pemerintahan Partai Buruh yang berhaluan kiri-tengah dari 1991 hingga 1996, mengatakan kepada National Press Club bahwa pemerintah konservatif Australia, yang berkuasa saat ini telah memperlakukan Prancis dengan tidak sepantasnya.
BACA JUGA: Australia Bela Pakta Keamanan AUKUS Tiga NegaraSeptember lalu, Australia membatalkan kontrak senilai 90 miliar dolar Australia (atau sekitar $66 juta AS) untuk membangun armada Australia yang terdiri dari 12 kapal selam diesel-listrik. Sebagai gantinya, Australia akan memperoleh delapan kapal selam bertenaga nuklir yang memanfaatkan teknologi AS di bawah aliansi baru dengan Amerika Serikat dan Inggris.
Keating memperkirakan kapal selam yang kelak didapat Australia akan didasarkan pada desain kelas Virginia AS daripada versi kelas Astute Inggris yang lebih kecil. “Sewaktu kita mendapatkan kapal-kapal selam itu dalam waktu 20 tahun, itu akan seperti melempar segenggam tusuk gigi ke gunung,'' kata Keating.
Kapal selam bertenaga nuklir Australia akan dirancang untuk membatasi gerak kapal selam bersenjata nuklir China di perairan dangkal dekat pesisir China, kata Keating. ''Dengan kata lain, ini untuk mencegah kemungkinan China melakukan serangan terhadap Amerika Serikat,'' kata Keating. ''Ini mengubah hubungan kita'' dengan China.
BACA JUGA: Imbas Pembentukan Aliansi AUKUS, Hubungan Australia-China MenurunKeating adalah anggota dewan penasihat China Development Bank, sebuah lembaga milik negara yang mengumpulkan uang untuk proyek-proyek infrastruktur besar. Para pengkritiknya menggambarkan dirinya sebagai pembela Beijing, yang memiliki hubungan dingin dengan Australia dalam beberapa tahun terakhir.
Keating dulunya adalah seorang menteri Kabinet yang kemudian menjabat sebagai perdana menteri dalam pemerintahan Partai Buruh. Pemerintah itulah yang membangun armada kapal selam pertama kelas Collins yang diluncurkan antara 1990 dan 2003.
Prancis bereaksi dengan marah terhadap Australia yang membatalkan kontrak pembuatan kapal selamnya dengan Naval Group yang mayoritas sahamnya dimiliki negara.
Perdana Menteri Scott Morrison mengatakan pemerintahnya membatalkan kontrak itu karena kapal selam konvensional Prancis tidak akan memenuhi kebutuhan keamanan Australia yang terus berkembang. [ab/uh]