Mantan presiden Amerika Serikat (AS), Jimmy Carter, mulai menjalani perawatan hospice di kediamannya di Plains, Georgia, kata The Carter Center dalam pernyataannya, Sabtu (18/2). Carter yang berusia 98 tahun tercatat sebagai presiden AS yang paling lama hidup.
Setelah beberapa kali menjalani rawat inap singkat di rumah sakit, Carter “menutuskan untuk menghabiskan sisa waktunya di rumah bersama keluarga dan menjalani perawatan hospice daripada menjalani perawatan medis tambahan,” menurut pernyataan the Carter Center seperti dilansir oleh the Associated Press.
Perawatan hospice atau perawatan paliatif adalah perawatan untuk pasien yang penyakitnya sudah mencapai stadium akhir dan tidak ada pengobatan medis yang bisa menyembuhkan.
Menurut pernyataan The Carter Center, presiden AS ke-39 itu mendapat dukungan penuh dari tim medis dan keluarganya. Dalam kesempatan ini, keluarga Carter meminta “privasi dan berterima kasih atas perhatian yang diberikan oleh banyak para pengagumnya.”
Jason Carter, cucu pasangan Carter, mengatakan melalui cuitan di Twitter, Sabtu (18/2), bahawa dia “bertemu kakek dan nenek saya kemarin. Mereka tampak damai dan — seperti biasa — rumah mereka penuh dengan kasih sayang.”
Saat ini, Jason mengetuai badan pengurus the Carter Center.
Ketika Carter mencalonkan diri sebagai presiden pada pemilihan presiden 1976, dia adalah gubernur negara bagian Georgia yang tidak banyak dikenal orang. Dia kemudian mengalahkan Presiden Gerald R. Ford.
BACA JUGA: Mantan Presiden Jimmy Carter Peringati HUT ke-97 Tanpa KeramaianCarter memanfatkan statusnya sebagai politisi dari luar Washington di tengah Perang Vietnam dan skandal Watergate yang memaksa Presiden Richard Nixon lengser pada 1974, untuk memenangi pilpres itu.
Carter hanya menjalani satu masa jabatan kepresidenan yang tak mulus. Pada pilpres 1980, dia kalah telak dari Ronald Reagan, capres dari Partai Republik. Namun, kekalahan itu membuka jalan Carter untuk menjalankan advokasi global untuk demokrasi, kesehatan masyarakat, dan hak-hak asasi manusia (HAM) melalui yayasannya, the Carter Center.
Mantan presiden dan istirnya, Rosalynn yang berusia 95 tahun, meresmikan yayasan itu pada 1982. Upaya Carter melalui yayasannya diganjar Hadiah Nobel Perdamaian pada 2002.
Carter, yang lebih banyak tinggal di Plains selama hidupnya, masih sering bepergian saat memasuki usia 80 dan awal 90an, termasuk perjalanan tahunan untuk membangun hunian bersama Habitat for Humanity. Dia juga sering melawat ke luar negeri untuk kegiatan pengawasan pemilu oleh the Carter Center dan upaya memberantas parasit cacing guinea.
Namun, kesehatan Carter sudah menurun di dekade ke-10 dalam kehidupannya. Terutama karena pandemi COVID-19 membatasi kehadirannya di acara-acara umum, termasuk di Gereja Baptis Maranata di mana dia mengajar kelas Sekolah Minggu selama berdasawarsa. Kelas Sekolah Minggu Carter selalu dipadati pengunjung yang rela berdiri selama kelas berlangsung.
BACA JUGA: WHO: Lebih 1,6 Miliar Orang Terinfeksi Penyakit Tropis TerabaikanPada Agustus 2015, Carter menjalani tindakan untuk membuang massa kanker kecil dari livernya. Tahun berikutnya, Carter menyatakan dia tidak lagi membutuhkan perawatan lanjutan karena obat percobaan yang dikonsumsinya sudah menghilangkan gejala kanker.
Carter merayakan ulang tahunnya pada Oktober bersama keluarga dan teman-teman di Plains, kota kecil tempat dia dan Rosalynn dilahirkan pada tahun antara Perang Dunia I dan Depresi Besar. [ft/ah]