Ferdinand Marcos Junior, tokoh yang diunggulkan akan memenangkan pemilihan presiden Filipina 9 Mei mendatang, Jumat (29/4), menolak tantangan untuk berdebat satu lawan satu dengan saingan utamanya, Leni Robredo, saat negara itu memasuki pekan terakhir kampanye.
Ini bukan kali pertama Marcos Jr -- putra mantan diktator negara itu, Ferdinand Marcos – menolak debat. Ia sebelumnya juga menolak berdebat dengan saingan-saingan lainnya. Selain menolak debat, Marcos Jr juga jarang memberikan wawancara media dan sering mengabaikan pertanyaan wartawan di kampanye-kampanyenya.
Banyak pengamat menilai, ia berusaha menghindari terulangnya hasil pemilihan wakil presiden 2016, setelah ia dicecar dengan pertanyaan-pertanyaan terkait pemerintahan ayahnya yang korup dan kerap diwarnai kekerasan.
BACA JUGA: Pilpres Filipina, Pertarungan Ulang antara Putra Mendiang Diktator dan Pemimpin DemokratisMarcos Jr kalah tipis dari Robredo dalam pemilihan itu, dan menghabiskan lima tahun mencoba untuk mengubah situasi itu.
Dalam kampanye kali ini, Marcos Jr adalah satu-satunya kandidat dari 10 kandidat yang berharap menggantikan Presiden Rodrigo Duterte yang melewatkan dua debat televisi yang diadakan oleh Komisi Pemilihan.
Ia juga menolak menghadiri debat yang diselenggarakan oleh CNN Filipina.
"Saya mengundang Bongbong Marcos untuk berdebat, untuk memberikan kesempatan kepada orang-orang Filipina untuk menghadapinya dan mengajukan pertanyaan kepadanya, terutama mengenai banyak kontroversi di sekitarnya," kata Robredo dalam sebuah pernyataannya, Jumat, menggunakan nama panggilan Marcos Jr. “Jika ia setuju, kapan saja, di mana saja, saya akan ada di sana."
Juru bicara Marcos Jr Vic Rodriguez mengatakan "debat tidak akan pernah terjadi karena sejumlah alasan", tanpa menjelaskan lebih lanjut.
"Kami berbicara kepada publik secara langsung dalam menyampaikan pesan persatuan kami," kata Rodriguez.
Marcos Jr sebelumnya mengatakan kepada seorang jurnalis bahwa ia tidak akan lagi membahas isu yang sudah berusia 35 tahun, merujuk pada tuduhan bahwa ayahnya melakukan korupsi dan melanggar HAM.
Dalam wawancara langka dengan CNN Filipina pekan ini, Marcos Jr mengatakan: "Saya tidak tahu mengapa orang-orang mengatakan sulit menemui saya untuk diwawancara. Saya selalu berada dalam kerumunan masyarakat.”
BACA JUGA: Partai Duterte Dukung Ferdinand Marcos Jr Sebagai PenggantinyaMarcos Jr menggelar kampanye media sosial besar-besaran, termasuk video YouTube yang berusaha menggambarkan ia dan keluarganya sebagai orang biasa.
Kelompok pro-Marcos juga membanjiri Facebook dengan posting-posting palsu dan menyesatkan untuk mengubah citra keluarga Marcos, dan mencoreng nama saingan utamanya, Robredo.
Jajak-jajak pendapat menunjukkan Marcos Jr unggul besar atas Robredo. [ab/uh]