Masalah Narapidana Manula di Amerika

Salah satu Lapas di San Quentin, California (foto: dok). Banyak lembaga pemasyarakatan di Amerika tidak memiliki fasilitas memadai untuk para narapidana manula.

Lembaga pemasyarakatan di AS kini harus bertanggung jawab terhadap sekitar 8.000 narapidana berusia antara 56 hingga 60 tahun. Keadaan para napi manula yang memprihatinkan itu mendapat sorotan dari sejumlah kelompok HAM.
Bulan Januari lalu, diperkirakan di Amerika ada sekitar delapan persen lebih napi memasuki usia 56 tahun. Kelompok-kelompok HAM menyoroti keadaan para napi manula yang memprihatinkan itu dan mereka meminta agar lembaga pemasyarakatan (LP) dapat berbuat lebih banyak untuk memenuhi kebutuhan khusus para napi manula tersebut.

Dalam laporan terakhir yang dirilisnya, kelompok HAM menyatakan kekuatiran terhadap perawatan para napi yang memasuki usia lanjut. Menurut kelompok HAM tersebut, bangunan penjara tidak didisain untuk manula. Mereka sulit untuk jalan atau naik tangga.

Sebagian dari mereka juga berada di kursi roda dan memerlukan tabung oksigen. Lembaga pemasyarakatan sudah berusaha untuk membuat beberapa perubahan yang dapat memudahkan para manula itu untuk keluar-masuk bangunan penjara, namun, mengubah konstruksi bangunan lama penjara itu tampaknya akan sulit dan membutuhkan biaya yang besar.

Sebagian LP di Amerika dikelola oleh pemerintah dan perusahaan swasta, contohnya, Correction Corporation of America (CCA). Saat ini perusahaan swasta itu mengurusi sebanyak 75 ribu tahanan di lebih dari 60 rumah tahanan. Salah seorang staf perusahaan CCA mengatakan, para karyawan CCA sudah diberi pelatihan untuk memperhatikan kebutuhan setiap napi secara individu, termasuk manula dan bekerja sama dengan tenaga medis.

Laporan HAM juga mengungkapkan, kebanyakan penjara di Amerika tidak membedakan golongan umur dalam menempatkan tahanan. Napi berusia lanjut bisa saja ditempatkan dalam satu sel bersama napi usia muda. Napi golongan usia muda ini cenderung untuk bertindak dengan kekerasan. Perilaku itu dapat membahayakan keselamatan napi manula. Hanya ada beberapa penjara di Amerika yang memang didisain untuk membedakan penempatan napi berdasarkan usia.

Ronald Aday adalah seorang sosiologis pada Universitas Middle State di Tennessee. Ia mempelajari proses penuaan dan melakukan wawancara terhadap lebih dari 800 napi usia lanjut. Menurut Aday, para napi tersebut kuatir karena kondisi kesehatan yang semakin menurun di dalam penjara dan apakah akan mendapat perawatan kesehatan. Aday menambahkan, kebanyakan para napi manula tersebut diperlakukan dengan sewenang-wenang secara fisik dan mental, termasuk barang-barang milik para manula itu, dirampas.

Namun memberi pembebasan dini bagi para napi usia lanjut itu tidaklah mudah. Hal itu membutuhkan perubahan undang-undang di tingkat negara bagian dan federal. California dan sebagian negara bagian lain sedang mencari solusi untuk mengurangi kepadatan populasi di rumah tahanan.

Selain itu, laporan HAM itu juga mengatakan, pemerintah sebaiknya mencari solusi untuk mengurangi jumlah narapidana manula tanpa menimbulkan resiko terhadap keselamatan masyarakat umum. Kelompok HAM itu menyarankan pemberian pelatihan khusus bagi para petugas di penjara yang menangani para napi manula. Karena salah satu tantangan terbesar bagi para sipir ini adalah kurangnya kesabaran dalam menangani napi usia lanjut.