Seruan semakin santer di antara maskapai-maskapai penerbangan Eropa untuk mengatasi apa yang mereka sebut sebagai keuntungan tidak adil yang dinikmati oleh mitra-mitra mereka dari China, yang dapat terbang langsung melewati Rusia ke Eropa dan menawarkan waktu tempuh yang lebih singkat dan harga tiket yang lebih murah kepada penumpang.
Banyak maskapai penerbangan Eropa telah dilarang memasuki wilayah udara Rusia sebagai tanggapan terhadap sanksi atas perang Rusia di Ukraina. Biaya-biaya lingkungan tambahan membuat maskapai penerbangan Eropa semakin sulit bersaing dengan maskapai penerbangan China.
Berbicara dalam konferensi pers industri itu pada hari Rabu (16/10) di Brussels, CEO Lufthansa Carsten Spohr mendesak perubahan yang mengharuskan semua penerbangan ke Eropa menghindari wilayah udara Rusia.
“Kami tidak diizinkan melintasi Rusia tetapi maskapai penerbangan China diizinkan. Jika Anda menginginkan aturan bermain yang sama, kami perlu memastikan setiap maskapai penerbangan yang mendarat di Eropa menghindari wilayah udara Rusia. Hingga hal itu terjadi, maskapai penerbangan China akan memperoleh keuntungan besar,” kata Spohr, lapor kantor berita Reuters.
Bloomberg melaporkan bahwa menurut sumber-sumber yang mengetahui masalah tersebut, Air-France KLM, grup maskapai penerbangan yang berkantor pusat di Paris, melobi pemerintah Prancis untuk menambah batasan jumlah penerbangan ke Eropa dari maskapai penerbangan China guna melindungi maskapai penerbangan Eropa dari persaingan yang tidak adil.
Sebelumnya, bulan ini, Marjan Rintel, CEO KLM, meminta Eropa untuk mengambil tindakan terhadap apa yang disebutnya sebagai persaingan yang tidak adil, saat ia berbicara dengan lembaga penyiaran publik Belanda, Nederlandse Publieke Omroep, atau NPO.
“Eropa setidaknya dapat melihat bagaimana kita dapat mencegah persaingan yang tidak adil itu dengan menetapkan harga atau melihatnya dengan cara yang berbeda,” kata Rintel.
Maskapai penerbangan Eropa tidak lagi terbang di atas wilayah Rusia sejak invasi besar-besaran Rusia ke Ukraina pada tahun 2022. Wilayah udara Ukraina juga telah ditutup.
Pernyataan dari CEO Lufthansa tersebut bukanlah pertama kalinya bahwa penerbangan dari China menimbulkan keprihatinan dari negara-negara lain. Selama pandemi COVID, Amerika Serikat mengambil tindakan untuk membatasi jumlah maskapai penerbangan China yang terbang ke Amerika yang pada akhirnya mengakibatkan Washington dan Beijing membuat batasan jumlah penerbangan.
Beberapa maskapai penerbangan Eropa telah membatalkan rute ke China.
Pada akhir bulan ini, Lufthansa akan membatalkan penerbangannya dari Frankfurt ke Beijing dan Air China akan menjadi satu-satunya maskapai penerbangan yang terbang antara kedua kota tersebut. Pada bulan Juli, Virgin Atlantic membatalkan penerbangannya dari London ke Shanghai, yang merupakan satu-satunya rute maskapai itu ke China.
Uni Eropa dan China telah berselisih mengenai berbagai masalah terkait perdagangan, teknologi, dan keamanan nasional dalam beberapa tahun terakhir. Berbagai pihak khawatir tindakan saling balas baru-baru ini antara China dan Uni Eropa dapat menyebabkan perang dagang. [lt/ab]