Karena hampir 60 persen penduduk Samoa memiliki obesitas, maskapai penerbangan di negara tersebut menentukan harga tiket berdasarkan berat badan penumpang.
SYDNEY —
Sebuah maskapai penerbangan di Samoa mengklaim menjadi yang pertama di dunia dalam menentukan harga tiket berdasarkan berat badan masing-masing penumpang, yang menurutnya cara yang paling adil untuk menentukan harga dan dalam beberapa kasus menjadikannya lebih murah daripada tiket biasa.
Samoa Air, yang diluncurkan pada 2012, meminta data berat badan penumpang saat memesan tiket, dan kemudian menentukan harga berdasarkan berat per kilogram dan lamanya penerbangan. Para penumpang kemudian ditimbang kembali beratnya pada saat akan terbang.
“Industri ini memiliki konsep bahwa semua orang di dunia ini memiliki bobot yang sama,” ujar CEO Samoa Air Chris Langton.
“Pesawat terbang bergantung pada bobot di dalamnya, berapapun tempat duduknya. Ini konsep penerbangan di masa depan dan cara yang paling adil untuk bepergian bersama keluarga atau sendiri.”
Meski sudah diumumkan November, rencana tersebut menarik perhatian minggu lalu saat maskapai itu memulai penerbangan internasional ke negara tetangga American Samoa, bersamaan dengan penerbitan laporan dari seorang ekonom Norwegia yang menyarankan maskapai penerbangan meminta penumpang yang memiliki obesitas.
Kepulauan di Pasifik memiliki tingkat obesitas yang termasuk tertinggi di dunia, banyak diantaranya ada di 10 besar, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Samoa ada di peringkat keempat, dengan 59,6 persen populasi memiliki obesitas, menurut laporan WHO terkini pada 2008.
Menurut jadwal terbaru Samoa Air, harga tiket adalah $0,57 (Rp 5.500) per kilogram untuk penerbangan domestik dan $1,03 per kilogram untuk penerbangan internasional ke American Samoa, yang berjarak sekitar 400 kilometer. Seseorang berbobot 150 kilogram yang terbang sekali jalan ke tujuan internasional akan dimintai harga tiket $154,50.
Harga tiket untuk anak-anak di bawah umur 12 tahun adalah 75 persen dari tiket orang dewasa, dan itu juga berdasarkan bobot badan. Bagasi yang kelebihan berat memiliki formula harga sama dengan berat penumpang.
Rencana tersebut dalam beberapa kasus menjadikan harga tiket lebih murah, seperti untuk keluarga yang bepergian dengan anak kecil, dan Langton mengatakan masukan dari penumpang sejauh ini “sangat positif.”
“Setelah kejutan awal mereda, para penumpang sangat mendukung,” ujar Langton.
“Orang-orang dengan berat 200 kilogram menyadari bahwa mereka membayar untuk 200 kilogram, dan merasa pantas mendapatkan kenyamanan 200 kilogram,” tambahnya. (Reuters/Michael Sin)
Samoa Air, yang diluncurkan pada 2012, meminta data berat badan penumpang saat memesan tiket, dan kemudian menentukan harga berdasarkan berat per kilogram dan lamanya penerbangan. Para penumpang kemudian ditimbang kembali beratnya pada saat akan terbang.
“Industri ini memiliki konsep bahwa semua orang di dunia ini memiliki bobot yang sama,” ujar CEO Samoa Air Chris Langton.
“Pesawat terbang bergantung pada bobot di dalamnya, berapapun tempat duduknya. Ini konsep penerbangan di masa depan dan cara yang paling adil untuk bepergian bersama keluarga atau sendiri.”
Meski sudah diumumkan November, rencana tersebut menarik perhatian minggu lalu saat maskapai itu memulai penerbangan internasional ke negara tetangga American Samoa, bersamaan dengan penerbitan laporan dari seorang ekonom Norwegia yang menyarankan maskapai penerbangan meminta penumpang yang memiliki obesitas.
Kepulauan di Pasifik memiliki tingkat obesitas yang termasuk tertinggi di dunia, banyak diantaranya ada di 10 besar, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Samoa ada di peringkat keempat, dengan 59,6 persen populasi memiliki obesitas, menurut laporan WHO terkini pada 2008.
Menurut jadwal terbaru Samoa Air, harga tiket adalah $0,57 (Rp 5.500) per kilogram untuk penerbangan domestik dan $1,03 per kilogram untuk penerbangan internasional ke American Samoa, yang berjarak sekitar 400 kilometer. Seseorang berbobot 150 kilogram yang terbang sekali jalan ke tujuan internasional akan dimintai harga tiket $154,50.
Harga tiket untuk anak-anak di bawah umur 12 tahun adalah 75 persen dari tiket orang dewasa, dan itu juga berdasarkan bobot badan. Bagasi yang kelebihan berat memiliki formula harga sama dengan berat penumpang.
Rencana tersebut dalam beberapa kasus menjadikan harga tiket lebih murah, seperti untuk keluarga yang bepergian dengan anak kecil, dan Langton mengatakan masukan dari penumpang sejauh ini “sangat positif.”
“Setelah kejutan awal mereda, para penumpang sangat mendukung,” ujar Langton.
“Orang-orang dengan berat 200 kilogram menyadari bahwa mereka membayar untuk 200 kilogram, dan merasa pantas mendapatkan kenyamanan 200 kilogram,” tambahnya. (Reuters/Michael Sin)