Lewat akun Instagramnya, perempuan berusia 24 tahun ini bercerita tentang pengalamannya diterima kedua universitas untuk program S2 – Harvard jurusan Pendidikan, dan Stanford jurusan Administrasi Bisnis.
“Rasanya seperti mimpi,” tulis Maudy. “Aku diingatkan sekali lagi bahwa impian, ketika diurai sebagai sejumlah tujuan yang konkret, bisa menjadi rencana yang terwujudkan.”
Setelah berbagi cerita tentang pengalamannya diterima Harvard, Maudy kembali mengunggah foto dengan memakai kaos Stanford.
“Sekarang aku sedang menghadapi dilema yang indah,” lanjutnya. “Sejujurnya aku tidak mengira bisa diterima (Stanford). Tingkat penerimaan mahasiswa barunya sangat rendah.”
Kedua unggahan Maudy kini telah mendapatkan total lebih dari 750.000 likes dan 19.000 komen.
Netizen: Dari Pujian, Kritik, Hingga ‘Bingung Pilih Gorengan’
Netizen pun ramai membicarakan Maudy di media sosial. Nama Maudy Ayunda sempat menjadi salah satu trending topic di Twitter dengan total pembicaraan melebihi 88.000 cuitan.
Sejumlah netizen menobatkan Maudy sebagai “idola anak milenial” dan sebagai “definisi dari kecantikan dan kecerdasan”
Namun, dilema Maudy memilih dari dua universitas besar itu juga sempat menjadi bahan debat di kalangan netizen.
Ada yang mengkritik Maudy bisa mendapatkan kesempatan ini karena privilege atau hak keistimewaan, karena ia lahir dari keluarga berada dan bisa mendapatkan akses pendidikan yang baik.
Reaksi netizen pun bermacam-macam, seperti @meiranzr yang bilang, “Cukuplah kagum, tapi jangan dibanding-bandingkan.”
Sementara @itsmessymesa mengatakan, "Kita tahu hak keistimewaan itu nyata, tapi sukses tidak bisa tercapai tanpa kerja keras dan komitmen.”
Meski begitu, topik dilema Maudy juga membawa tawa di linimasa Twitter.
Banyak netizen yang menggunakan tagar #MaudyAyundaBingung untuk berbagi dilema di hidup mereka masing-masing – dari gorengan hingga percintaan.
Seberapa Sulitnya Masuk Harvard dan Stanford?
Universitas Harvard dan Stanford sering masuk 10 besar universitas terbaik di dunia. Harvard menduduki posisi #1 dan Stanford #3 dalam daftar universitas terbaik global US News & World Report.
Harvard adalah salah satu universitas yang tergabung dalam Ivy League – nama yang digunakan untuk merujuk 8 universitas swasta bergengsi di kawasan Timur Laut Amerika Serikat.
Sementara Stanford kerap disebut sebagai ‘Harvard di Pesisir Barat Amerika Serikat.’
Maudy diterima program S2 jurusan Pendidikan di Harvard Graduate School of Education (HGES). Menurut Peterson’s, tingkat penerimaan mahasiswa baru untuk program tersebut 54%.
Mahasiswa asing hanya mencakup 24% dari seluruh mahasiswa baru HGES tahun akademis 2018/2019.
Di Stanford, Maudy dapat tawaran untuk mendapatkan gelar S2 Bisnis Administrasi. Tingkat penerimaan mahasiswa baru Stanford Graduate School of Business untuk tahun akademis 2018/2019 kurang dari 6%, tersulit di AS menurut US News.
Mahasiswa asing mencakup 41% dari total mahasiswa baru Stanford Graduate School of Business.
Universitas Ternama Bukan Hal Baru Bagi Maudy
Sebelum mendapat tawaran dari dua universitas paling bergengsi di dunia, Maudy pernah meraih gelar dari universitas ternama dunia lainnya.
Ia lulus dari program S1 Filosofi, Politik, dan Ekonomi (PPE) dari Universitas Oxford di Inggris tahun 2016 lalu. Menurut US News, Universitas Oxford menduduki peringkat #5 universitas terbaik di dunia.
Usai kelulusan, ia kembali ke Indonesia menjadi aktivis kemanusiaan dan pendidikan. Maudy sempat berbicara terkait gerakan melawan perbudakan modern di Istana Wakil Presiden.
Maudy kini menjadi salah satu selebriti Indonesia yang dipuji netizen sebagai “inspirasi” untuk warga Indonesia.
Sebelumnya, netizen memuji mantan penyanyi cilik Tasya Kamila setelah ia lulus S2 dari Universitas Columbia di New York.
Selebriti juga ramai diberi selamat atas prestasi akademis mereka di antaranya: Vidi Aldiano (S2 Universitas Manchester, Inggris), Sherina Munaf (S1 Universitas Sydney dan kursus bahasa intensif di Jepang), dan Gita Gutawa (S2 di London School of Economy). [np/dw]