Mayat 39 Pekerja India yang Diculik ISIS Ditemukan di Kuburan Massal Dekat Mosul

  • Anjana Pasricha

Dokter dan petugas medis India mengambil sampel darah Sardara Singh (kiri), untuk memastikan DNA anak laki-lakinya, Gurcharan Singh termasuk di antara 39 mayat yang ditemukan di Mosul, Irak.

Mayat 39 pekerja India yang diculik di Irak empat tahun lalu oleh kelompok ISIS telah ditemukan di sebuah kuburan massal di dekat Mosul, menurut pihak berwenang India. Empat puluh pekerja, kebanyakan dari keluarga miskin di India utara, bekerja untuk sebuah perusahaan konstruksi di Irak ketika mereka disandera pada tahun 2014 oleh ISIS setelah merebut Mosul. Salah seorang pekerja di antaranya berhasil melarikan diri dan kembali ke India, tapi yang lain belum ditemukan.

Menteri Luar Negeri India Sushma Swaraj mengatakan kepada majelis tinggi parlemen pada hari Selasa (20/3), bahwa para pekerja itu dibunuh oleh militan ISIS.

“Saya katakan dengan sedih mereka telah dibunuh. Foto-foto yang dibuat dengan radar khusus menunjukkan ada sejumlah mayat di bawah permukaan tanah,” kata Swaraj.

Pihak berwenang India telah mencari orang-orang yang hilang itu sejak Mosul direbut kembali oleh pasukan Irak bulan Juli lalu.

Setelah mayat-mayat itu ditemukan di kuburan massal, bersama dengan benda-benda seperti gelang agama yang dikenakan oleh komunitas Sikh, di desa Badush, barat laut Mosul, pihak berwenang telah mengirimkan sampel DNA anggota keluarga mereka yang diculik untuk identifikasi.

Swaraj mengatakan, pihak berwenang Irak telah memberi tahu mereka bahwa DNA 38 orang India telah diidentifikasi. Identitas satu orang cocok sebagian tetapi tidak dapat dipastikan karena orang tuanya sudah meninggal.

Konfirmasi tentang kematian mereka merupakan kabar buruk bagi sanak keluarga yang berharap mereka mungkin ditemukan hidup. Tahun lalu pemerintah mengatakan, tidak ada bukti bahwa para pekerja itu telah dibunuh oleh ISIS, dan percaya bahwa mereka masih hidup.

Setelah pengumuman hari Selasa, satu-satunya orang yang berhasil melarikan diri dari kelompok militan, mengatakan kepada wartawan bahwa dia terbukti benar. Harjit Masih mengatakan selama tiga tahun dia telah mengatakan bahwa semua pekerja yang ditangkap bersama dengan dia telah dibunuh.

"Saya tidak berbohong," katanya, "pemerintah memberi laporan salah kepada 39 keluarga yang kehilangan kerabat mereka."

Harjit Masih menceritakan bagaimana mereka disandera selama beberapa hari, kemudian suatu hari dibawa keluar, diperintahkan berlutut dan ditembak oleh kelompok militan. Dia mengatakan dia jatuh pingsan setelah peluru mengenai pahanya. Dia berhasil melarikan diri dan kembali ke India pada tahun 2015.

Pemerintah menjelaskan penundaan dalam mengkonfirmasi kematian, dengan mengatakan tugas mereka adalah untuk mencari orang yang hilang dan mereka memerlukan bukti sebelum membuat pengumuman tentang nasib mereka.

Tetapi partai-partai oposisi, menyerang pemerintah. "Memberikan harapan palsu adalah tindakan kejam," kata anggota parlemen dari Partai Kongres yang beroposisi, Shashi Tharoor.

Kepala Menteri Negara Bagian Punjab, Amarinder Singh, yang sebagian besar korban adalah anggotanya menyatakan lewat Twitter: "Hati pilu mendengar berita yang menyayat hati."

Pihak berwenang mengirim pesawat khusus untuk membawa pulang mayat-mayat itu. Menlu Swaraj berharap ini akan membawa ketenangan bagi para anggota keluarga orang-orang yang terbunuh. [sp/ii]