Pada tahun 2009 pandemi flu H1N1 menjadi keprihatinan utama bagi pejabat kesehatan masyarakat di seluruh dunia, namun sebuah penelitian baru kini menunjukkan bahwa langkah-langkah yang diambil Pemerintah Meksiko efektif membatasi penyebaran “flu babi’ itu.
Para pejabat di Meksiko memerintahkan serangkaian tindakan untuk mencegah penularan baru dengan menjauhkan orang yang sehat dari mereka yang sudah tertular virus H1N1. Gerardo Chowell dari Universitas Negeri Arizona mengatakan para pakar menyebut cara ini “pemisahan sosial”
Ia mengatakan, “Ya, sebenarnya Meksiko menerapkan kebijakan penutupan wajib sekolah-sekolah secara nasional. Jadi, ini merupakan tindakan yang berdampak pada semua anak sekolah sampai mahasiswa di seluruh Meksiko.”
Penutupan sekolah secara nasional itu berlangsung selama 18 hari. Di Mexico City bahkan diberlakukan peraturan yang lebih ketat, termasuk penutupan restoran dan gedung bioskop serta membatalkan pertandingan-pertandingan sepak bola dan kebaktian gereja.
Untuk melihat apakah upaya-upaya ini efektif, Chowell dan rekan-rekannya mengumpulkan data jumlah penderita penyakit flu serta yang terkena gejala-gejala menyerupai flu. Mereka kemudian memasukkan angka-angka itu ke dalam rumus matematika yang meramalkan cakupan perebakan tanpa langkah-langkah pemisahan sosial.
Chowell mengatakan, ”Kami mendapati upaya-upaya itu efektif, karena mengurangi tingkat penularan dari 29 persen sampai 37 persen.”
Temuan itu sesuai dengan studi mengenai langkah pencegahan serupa yang diambil di Hong Kong ketika penularan H1N1 diperkirakan berkurang sampai 25 persen.
Gerardo Chowell dan rekan-rekannya melaporkan analisa pemisahan sosial mereka sebagai cara efektif untuk mengurangi penyebaran flu dalam jurnal “Plo’s Medicine”.