Mendaur Ulang Plastik, Membantu Tunawisma

  • Faiza Elmasry

Anggota "Women of the Moose, Chapter 347", merajut plastik menjadi tikar untuk tunawisma. (Foto:VOA/videograb)

Di Frederick, Maryland, sekelompok perempuan memiliki kegiatan menarik. Mereka merajut tikar yang hasilnya diberikan kepada tunawisma di daerah mereka. Bahan yang mereka gunakan untuk merajut itu bukanlah benang, melainkan tas plastik atau kantong kresek.

Kaitlin Barker adalah salah seorang anggota termuda Women of the Moose, Chapter 347, organisasi yang melakukan kegiatan sosial dalam pelayanan masyarakat. Merajut atau merenda adalah hobi favoritnya.

"Saya ingin memulai penggalangan dana dengan merajut syal dan topi, untuk mengumpulkan dana bagi organisasi. Inilah yang kami lakukan di Moose,” kata Kaitlin.

Tetapi ibu Kaitlin menyarankan agar ia dan teman-temannya membuat tikar untuk tunawisma. Mereka memutuskan untuk menggunakan tas plastik untuk proyek ini, dan ternyata pengerjaannya jauh lebih sulit daripada yang mereka duga.

Anggota "Women of the Moose, Chapter 347", dengan hasil karya mereka, rajutan tikar dari bahan dasar plastik daur ulang. (Foto:VOA/videograb)

"Plastik benar-benar bahan yang sama sekali berbeda. Bahan ini rusak, tidak rata, meregang dan tak bisa kembali ke bentuk semula. Jadi sulit memulainya. Saya kira tikar pertama yang saya buat menghabiskan waktu 40 hingga 50 jam untuk merajutnya saja,” jelas Kaitlin.

Sekarang, hampir setahun kemudian, ia dapat mempersingkat waktu tersebut menjadi sekitar 20 jam untuk merajut satu tikar. Setiap tikar memerlukan sekitar 700 tas plastik. Prosesnya dimulai dengan para anggota mengumpulkan tas plastik bekas.

"Mereka membawa tas-tas itu, memisahkan berdasarkan warnanya. Jadi kita dapat membuat tikar berwana putih, abu-abu, coklat, biru, apapun warna yang bisa kita dapat. Mereka membawa tas-tas itu, meratakannya, menumpuknya empat lembar. Lalu kita memotong pinggirannya, bagian pegangan tangan, lalu mengguntingnya menjadi potongan-potongan dan menyimpulnya menjadi benang bersambung. Kami membuatnya menjadi benang yang panjang,” imbuhnya.

Your browser doesn’t support HTML5

Rajut Tikar Dari Plastik untuk Amal

Fokus utama kelompok ini adalah membantu kaum remaja dan lansia. Didirikan pada tahun 1888, organisasi ini semula beranggotakan kaum lelaki saja. Sekarang cabang-cabang Moose tersebar di 50 negara bagian di Amerika dan di seluruh dunia.

Brenda Bell bertugas mengumpulkan tikar-tikar itu untuk dibagikan melalui organisasinya, Religious Coalition for Emergency Human Needs, yang menyediakan tempat penampungan tunawisma yang memberikan layanan sosial, makanan dan tempat menginap pada malam hari.

Terdorong oleh respons yang positif, Women of the Moose terus melanjutkan proyek ini untuk membantu tunawisma dan menyelamatkan lingkungan. [uh/ab]