Ketika petugas pemadam kebakaran tiba-tiba lumpuh ketika bekerja, hal itu membahayakan jiwa mereka dan orang lain yang mereka coba selamatkan dari bangunan yang terbakar atau ketika memadamkan api sebelum menyebar, demikian menurut Jurnal Asosiasi Jantung Amerika.
Meskipun risiko ini jelas, sampai saat ini belum ada penelitian yang menyajikan gambaran yang jelas tentang mengapa begitu banyak petugas pemadam kebakaran yang tewas dalam pekerjaan meninggal akibat serangan jantung daripada cedera yang terkait api.
"Statistik layanan kebakaran telah lama menunjukkan, serangan jantung secara tiba-tiba adalah penyebab utama kematian saat bertugas di antara petugas pemadam kebakaran," kata pemimpin studi Denise Smith.
Penelitian menunjukkan petugas pemadam kebakaran lebih cenderung menderita peristiwa jantung setelah memadamkan kebakaran versus tugas-tugas di stasiun, tambah Smith, yang memimpin Laboratorium Kesehatan dan Keselamatan Responder Pertama di Perguruan tinggi Skidmore di Saratoga Springs, New York.
BACA JUGA: WHO: Pemakaian Tembakau juga Picu Serangan Jantung dan StrokeUntuk melihat mengapa kematian terkait jantung ini terjadi, para peneliti mengamati data otopsi 627 petugas pemadam pria, berusia 18 hingga 65 tahun yang meninggal antara 1999 dan 2014, termasuk 276 kasus jantung dan 351 kasus trauma.
Anehnya, kurang dari satu diantara lima kasus serangan jantung adalah serangan jantung yang menyebabkan kematian, kata Smith melalui email. Sebaliknya, 82 persen dari mereka yang meninggal terbukti menderita penyakit jantung koroner - penyempitan pembuluh darah jantung atau jantung membengkak.
Pembengkakan jantung atau terbukti pernah mengalami serangan jantung terkait dengan peningkatan resiko enam kali lipat terkena serangan jantung mendadak yang mematikan,demikian temuan studi itu. Studi itu juga mendapati pembengkakan pembuluh darah jantung 75 % terkait dengan peningkatan sembilan kali lipat risiko meninggal akibat serangan jantung.
Meskipun penelitian itu tidak bisa membuktikan apakah atau bagaimana pekerjaan sebagai seorang petugas pemadam kebakaran membuat kemungkinan besar menderita penyakit jantung, beberapa aspek pekerjaan mungkin bisa menjelaskan kaitannya, kata Smith.
Paparan asap, jelaga dan bahan kimia di udara, serta pola tidur yang terganggu dan tingkat stres kerja yang tinggi mungkin semua ikut menyebabkan masalah jantung, tambah Smith.
Tidak jelas apakah risiko petugas pemadam kebakaran terhadap penyakit jantung, lebih tinggi atau lebih rendah daripada orang lain di berbagai lini pekerjaan.
"Namun, penelitian itu jelas menunjukkan bahwa stres memadamkan kebakaran - kerja otot yang berat, tekanan panas, pengaktivan sistem saraf simpati, dan paparan asap bisa memicu serangan jantung pada individu dengan latar belakang penyakit jantung," lanjut Smith.
Salah satu keterbatasan penelitian ini adalah bahwa otopsi tidak memiliki deskripsi yang seragam tentang penyakit jantung atau kriteria untuk mendefinisikan pembengkakan jantung , kata para periset. Periset juga kekurangan data mengenai faktor risiko tertentu untuk penyakit jantung seperti merokok atau tekanan darah tinggi.
Namun, hasilnya memaparkan bukti baru bahaya stres tinggi, pekerjaan yang menuntut fisik untuk orang-orang yang mempunyai riwayat penyakit jantung kata Dr. Stefanos Kales, seorang peneliti pada Jurusan Kedoteran
Harvard dan Kesehatan Masyarakat Harvard TH Chan School di Boston yang tidak terlibat dalam penelitian ini.
"Intinya, bagi orang yang mempunyai riwayat penyakit jantung, berbahaya melakukan pekerjaan berat, terutama dalam situasi stres yang menghasilkan lonjakan adrenalin dan hormon terkait yang menantang sistem kardiovaskular melalui berbagai mekanisme," kata Kales melalui email.
"Karena itu, meskipun pemeriksaan terhadap petugas pemadam kebakaran sejak dulu difokuskan pada penyakit pembunuh darah jantung (faktor risiko jantung dan tes stres), pemeriksaan itu juga harus mencakup pemindaian seperti echocardiogram untuk mengidentifikasi kemungkinan pembengkakan jantung, meningkat ketebalan dinding jantung atau adanya serangan jantung sebelumnya," kata Kales. [my]