Perdana Menteri dengan jabatan terlama di Jepang, Shinzo Abe, meninggal dunia pada usia 67 tahun. Dia dikenang karena telah berusaha mengangkat kondisi perekonomian Tokyo dari deflasi kronis dengan kebijakan "Abenomics"-nya yang berani serta memperkuat kekuatan militer Jepang dan melawan pengaruh China yang semakin meningkat.
Abe, yang meninggalkan jabatannya pada 2020, ditembak dan akhirnya tewas pada Jumat (8/7) saat sedang melakukan pidato kampanye pemilihan parlemen. Anak didiknya sekaligus Perdana Menteri Fumio Kishida menyebut tindakan tersebut sebagai hal yang "benar-benar tidak dapat dimaafkan."
Abe, yang sebelumnya anggota parlemen, menjabat sebagai perdana menteri di tahun 2006. Ia hanya menjabat posisi tersebut selama satu tahun sebelum akhirnya kembali menjadi Perdana Menteri pada 2012, sebuah fenomena yang jarang terjadi di Jepang. Pada masa jabatan keduanya itu, ia berjanji untuk menghidupkan kembali kondisi perekonomian Jepang yang stagnan, melonggarkan batas-batas konstitusi pasifis pasca-Perang Dunia Kedua dan mengembalikan nilai-nilai tradisional Jepang.
Abe memiliki peran penting atas terpilihnya Tokyo menjadi tuan rumah Olimpiade 2020. Ia berkeinginan untuk memimpin jalannya pesta olahraga tersebut. Abe bahkan muncul sebagai Mario, karakter video game Nintendo, saat penyerahan kota tuan rumah di penutupan Olimpiade 2016 di Brazil.
Abe menjadi perdana menteri terlama di Jepang pada November 2019. Namun, pada musim panas 2020, dukungan untuknya mulai meredup akibat penanganannya terhadap wabah COVID-19 serta serangkaian skandal, termasuk penangkapan mantan menteri kehakimannya.
Dia mengundurkan diri pada bulan September 2020 meskipun ia belum dapat mewujudkan sejumlah targetnya, seperti merevisi konstitusi atau memimpin Olimpiade, yang harus ditunda hingga 2021 akibat pandemi COVID-19 yang melanda dunia.
Shinzo Abe, sekretaris jenderal Partai Demokrat Liberal (LDP) yang berkuasa, membubuhkan bunga pada nama calon LDP, saat ia memeriksa kemajuan penghitungan suara di markas LDP di Tokyo 9 November 2003.(Foto: REUTERS/Kimimasa Mayama)
Namun, Abe tetap menjadi tokoh kunci di Partai Demokrat Liberal (LDP) yang berkuasa dengan mengendalikan salah satu faksi utamanya. Dia sedang melakukan kampanye untuk pemilihan Majelis Tinggi ketika tragedi penembakan tersebut merenggut nyawanya.
‘Abenomics’
Abe pertama kali menjabat pada 2006 sebagai perdana menteri termuda Jepang sejak Perang Dunia Kedua. Setelah setahun dibayangi oleh isu mengenai skandal politik, kemarahan pemilih karena kehilangan catatan pensiun, dan kekalahan pemilihan untuk partai yang berkuasa, Abe akhirnya memilih berhenti dengan alasan kesehatan yang buruk.
"Yang paling mengkhawatirkan bagi saya sekarang adalah karena pengunduran diri ini, cita-cita konservatif yang diusung oleh pemerintahan Abe akan memudar," tulis Abe dalam majalah Bungei Shunju.
BACA JUGA: Mantan PM Jepang Shinzo Abe Dinyatakan Meninggal Dunia
"Mulai sekarang, saya ingin mengorbankan diri saya sebagai salah satu anggota parlemen untuk membuat konservatisme sejati berakar di Jepang."
Lima tahun setelah mengundurkan diri karena penyakit usus kolitis ulserativa, Abe memimpin Partai LDP, yang berhaluan konservatif dan sempat digulingkan pada 2009, kembali ke tampuk kekuasaan.
Ia kemudian meluncurkan strategi “tiga panah” Abenomics untuk melawan deflasi dan mengembalikan pertumbuhan ekonomi melalui pengeluaran fiskal dan kebijakan moneter yang super sederhana. Ia juga melakukan reformasi struktural untuk mengatasi populasi yang makin menyusut.
Mantan perdana menteri Jepang Shinzo Abe sesaat setelah ditembak di Nara, Jepang, 8 Juli 2022. (Kyodo News vía AP)
Namun, deflasi tetap terjadi, dan strategi pertumbuhan yang dicanangkan Abe gagal mencapai target pada 2019 karena adanya kenaikan pajak penjualan dan perang perdagangan antara China dan AS yang berimbas pada perekonomian Jepang. Pandemi COVID-19 pada tahun berikutnya semakin memperburuk kondisi perekonomian Jepang.
Pada awal pandemi, Abe tidak dengan cepat mengambil keputusan untuk menutup perbatasan Jepang dan menerapkan keadaan darurat yang memaksa para warga untuk tinggal di rumah dan meminta toko-toko untuk berhenti beroperasi. Para kritikus menyerang keputusan yang diambil Abe dan menggangapnya sebagai keputusan yang sembrono. Kritikus juga mengkritisi Abe yang mereka anggap kurang menunjukkan kualitas kepemimpinannya.
Ketika dia mengundurkan diri, tingkat kematian akibat COVID-19 Jepang jauh di bawah banyak negara maju lainnya.
Pemimpin Partai Demokrat Liberal oposisi terbesar Jepang Shinzo Abe tiba untuk konferensi pers di Tokyo, Jumat, 16 November 2012. (Foto: AP)
Dinasti
Abe berasal dari keluarga politik yang kaya. Ayahnya adalah mantan menteri luar negeri dan paman buyutnya pernah menjabat sebagai perdana menteri. Namun, jika menyangkut banyak kebijakan, kakeknya, mendiang Perdana Menteri Nobusuke Kishi, tampaknya menjadi sosok paling penting dalam karir politiknya.
Kishi adalah seorang menteri kabinet pada masa perang yang sempat dipenjara. Namun ia tidak pernah diadili sebagai penjahat perang setelah Perang Dunia Kedua berakhir. Dia menjabat sebagai perdana menteri dari 1957 hingga 1960, dan mengundurkan diri akibat tekanan publik yang marah dengan adanya negosiasi ulang mengenai pakta keamanan antara AS dan Jepang.
Abe, yang berusia lima tahun pada saat itu, diketahui menjadi saksi bentrokan yang terjadi antara polisi dan massa berhaluan kiri yang menggelar aksi protes terhadap pakta tersebut di luar parlemen. Saat bentrokan berlangsung, Abe diketahui tengah bermain di pangkuan kakeknya.
BACA JUGA: Mantan PM Jepang Abe Minta Maaf atas Belanja Uang Secara Ilegal
Kishi gagal merevisi konstitusi Jepang 1947, rancangan Amerika, untuk menjadi mitra keamanan yang setara, dan mengadopsi diplomasi yang lebih tegas. Sejumlah isu penting yang kemudian menjadi agenda Abe.
Abe meningkatkan pengeluaran di bidang pertahanan dan menjangkau negara-negara Asia lainnya untuk melawan China. Dia mendorong hal itu melalui UU yang membolehkan Jepang menggunakan hak "pertahanan diri kolektif," atau secara militer membantu sekutu yang diserang.
Merevisi konstitusi pasifis tetap menjadi prioritas utama bagi Abe, tujuan yang diperdebatkan karena banyak warga melihat piagam tersebut sebagai dasar perdamaian Jepang pascaperang.
Agenda mendasar Abe adalah untuk keluar dari apa yang is sebut sebagai rezim pascaperang, yang merupakan warisan pendudukan AS yang menurut kaum konservatif Jepang telah merampas kebanggaan nasional negara tersebut. Mereformasi sistem pendidikan untuk mengembalikan adat istiadat tradisional adalah tujuan utama Abe lainnya.
Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe, kiri, menerima bunga dari Kepala Sekretaris Kabinet Yoshihide Suga setelah Suga terpilih sebagai ketua baru partai penguasa Jepang pada pemilihan kepemimpinan Partai Demokrat Liberal (LDP) Senin, 14 September 2020. (Foto: AP)
Dia juga mengambil sikap yang menunjukkan kurangnya penyesalan terhadap tindakan Jepang pada Perang Dunia Kedua, dengan mengatakan generasi mendatang tidak harus terus meminta maaf atas kesalahan masa lalu.
Sikap Tegas
Pertama kali terpilih menjadi anggota parlemen pada 1993 setelah kematian ayahnya, Abe menjadi terkenal karena mengambil sikap tegas terhadap negara tetangganya, Korea Utara, terkait perseteruan antara kedua negara mengenai penculikan terhadap warga Jepang yang dilakukan oleh pihak Pyongyang beberapa dekade lalu.
Meskipun Abe juga berusaha untuk meningkatkan hubungan dengan China dan Korea Selatan, yang merasakan kenangan pahit masa perang, ia membuat marah kedua tetangganya itu ketika berkunjung ke Kuil Yasukuni Tokyo pada 2013. Pihak Beijing dan Seoul menganggap kunjungan Abe ke kuil tersebut sebagai pengakuan akan simbol militerisme Jepang pada masa lalu.
BACA JUGA: Mantan PM Jepang Shinzo Abe Ditembak Ketika tengah Berkampanye
Di tahun-tahun berikutnya, dia menahan diri untuk tidak mengunjunginya secara langsung, tetapi tetap mengirimkan persembahan ritual ke kuil tersebut.
Abe juga dikenal menjalin hubungan dekat dengan Presiden AS Donald Trump, di mana kedua tokoh itu seringkali bermain golf bersama dan terlibat dalam pembicaraan melalui telepon dan juga rapat.
Dia terpilih kembali sebagai presiden LDP untuk masa jabatan tiga tahun ketiga berturut-turut pada tahun 2018 setelah terjadi perubahan aturan dalam partai itu. Ketika pandemi COVID-19 melanda, beberapa anggota Partai LDP telah mempertimbangkan perubahan aturan lain untuk memungkinkannya masa jabatan keempat bagi Abe. [ah/rs/mr]