Berbicara bersama mitra-mitranya dari Korea Selatan dan Jepang, Jim Mattis berupaya menghidupkan kembali harapan bagi berlangsungnya perundingan antara Amerika dan Korea Utara.
“Kami menyambut baik deklarasi Panmunjom untuk perdamaian, kemakmuran dan unifikasi Semenanjung Korea yang diumumkan April lalu, kami dapat mengantisipasi jalan berliku-liku menuju perundingan tersebut. Sebagai menteri pertahanan, kami harus mempertahankan sikap pertahanan kolaboratif, yang memungkinkan diplomat-diplomat kami berunding dengan tenang pada masa krisis ini. Khususnya sekarang, kami harus tetap waspada, dan kami akan terus melaksanakan seluruh resolusi Dewan Keamanan PBB terhadap Korea Utara, dimana sanksi-sanksi hanya akan dicabut jika Korea Utara menunjukkan langkah-langkah denuklirisasi yang dapat diverifikasi dan tidak dapat diubah," kata Mattis.
Menteri Pertahanan Korea Selatan Song Yong-moo hari Sabtu (2/6) mengatakan ia optimistis, tetapi hati-hati.
“Tentu saja saya akan berhati-hati mengingat sikap Korea Utara pada masa lalu, tetapi kita dapat melihat masa depan yang cerah mengingat langkah-langkah optimistis yang telah diambil Korea Utara baru-baru ini," ujarnya.
Mattis hari Sabtu mengatakan isu tentara Amerika di Korea Selatan tidak akan menjadi topik pembahasan dalam KTT Trump-Kim. Ditambahkannya, pembahasan tentang hal itu, jika berlangsung, “akan terpisah dan berbeda” dengan pembicaraan dengan Korea Utara.
Trump sebelumnya menyerukan proses denuklirisasi yang cepat, dengan mengatakan pendekatan bertahap pada masa lalu tidak berhasil. Tetapi setelah bertemu dengan pemimpin senior Korea Utara para hari Jum’at (1/6), Trump tampaknya mundur dari sikap semula. [em/al]