Menlu AS Bertolak ke Mesir dan Yordania

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken (kiri) bertemu dengan Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi di Istana Kepresidenan Heliopolis pada 26 Mei 2021. (Foto: AFP/Alex Brandon)

Sehari setelah menyatakan dukungan bagi keamanan Israel dan mengumumkan bantuan rekonstruksi bagi Gaza, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken, Rabu (26/5), bertolak ke Mesir, yang terlibat erat dalam upaya mencapai gencatan senjata dalam konflik antara Israel dan militan Palestina di Gaza pekan lalu.

Blinken mengawali hari Rabu (26/5) dengan bertemu Presiden Israel Reuben Rivlin, mengakhiri persinggahan pertamanya dalam lawatan pertama ke Timur Tengah sejak ia menjabat menteri luar negeri AS.

Di Kairo, Blinken bertemu dengan Presiden Mesir Abdel Fattah el-Sissi dan Menteri Luar Negeri Sameh Shoukry sebelum bertolak ke Yordania.

“Sebagaimana Anda ketahui, Mesir memainkan peran penting dalam memperantarai gencatan senjata, dan Yordania telah lama menyuarakan perdamaian dan stabilitas di kawasan,” kata Blinken kepada wartawan hari Selasa (25/5).

BACA JUGA: Menlu AS Tegaskan Komitmen AS bagi Solusi Dua Negara  

Setelah pembicaraan hari Selasa di Ramallah dengan Presiden Otorita Palestina Mahmoud Abbas, Blinken mengatakan ia akan meminta Kongres AS 75 juta dolar bantuan untuk warga Palestina di Gaza.

“Kita tahu bahwa kekerasan terakhir adalah gejala dari serangkaian isu lebih besar yang harus kita tangani jika kita ingin mencegah ini terulang, dan itulah yang kami bahas hari ini,” kata Blinken. “Kami menyambut baik gencatan senjata yang terus berlangsung, tetapi itu tidak cukup. Kita harus mempertahankan gencatan senjata dan berusaha menggerakkan semuanya ke arah yang benar-benar positif,” lanjutnya.

Blinken juga menegaskan hari Selasa bahwa pemerintahan presiden AS Joe Biden meyakini solusi dua negara “sebagai satu-satunya cara untuk benar-benar menjamin masa depan Israel sebagai negara Yahudi dan demokratis. Dan, tentu saja, memberi negara yang menjadi hak rakyat Palestina.”

Ia mengatakan AS akan membuka kembali konsulatnya di Yerusalem setelah pemerintahan mantan presiden Donald Trump menutupnya pada tahun 2019 dan menyediakan 5,5 juta dolar bantuan langsung untuk bencana serta lebih dari 32 juta dolar untuk kegiatan bantuan kemanusiaan darurat PBB. [uh/ab]