Menteri Luar Negeri Amerika John Kerry mengatakan demikian, Senin (6/6) pada pembukaan Dialog Strategi dan Ekonomi Amerika-China di Beijing. Kerry mengacu pada kecemasan yang meningkat di kawasan itu atas pembangunan dengan agresif sarana militer China di pulau-pulau dan karang yang tidak dihuni di Laut China Selatan, banyak dari pulau dan karang tersebut juga diklaim oleh Taiwan, Vietnam, Filipina,Brunai dan Indonesia.
Sekitar $ 5 triliun perdagangan setiap tahun melintasi Laut China Selatan, yang juga diyakini mengandung endapan minyak dan gas.
Karena marah atas penerbangan pengintaian Amerika di angkasa kawasan itu, Beijing kabarnya sedang mempertimbangkan pemberlakuan Zona Identifikasi Pertahanan Udara di angkasa sebagian Laut China Selatan, yang hendak mengharuskan semua pesawat terbang yang datang agar mendaftar ke pihak berwenang China untuk menerbangi rute udara mereka. Dalam persinggahan di Mongolia hari Minggu, Kerry mengatakan tindakan demikian adalah tindak provokatif dan menggoyahkan.
Kerry juga menggunakan pidato pembukaannya untuk mengemukakan “tonggak sejarah baru dalam kerjasama” antara Beijing dan Washington mengenai sejumlah hal, termasuk perubahan iklim, tindakan darurat kesehatan sedunia dan pengekangan penyebaran nuklir, termasuk pengetatan baru-baru ini sanksi terhadap Korea Utara atas program senjata nuklirnya. Ia mengatakan “kita harus terus menekan Korea Utara agar menghentikan semua tindakan yang mengancam negara-negara tetangganya.
Dalam pidato pembukaannya, Presiden China Xi Jinping mengatakan sangat penting bagi kedua negara untuk mengelola perbedaan pandangan mereka dengan cara yang pragmatic dan konstruktif. [gp]