Menteri Luar Negeri Mike Pompeo akan bertemu dengan seorang pejabat tinggi Korea Utara di New York minggu ini. Pertemuan itu dilakukan sementara para pejabat Amerika dan Korea Utara membahas persiapan untuk kemungkinan pertemuan puncak Trump-Kim yang dijadwalkan 12 Juni.
Rencana untuk KTT Amerika-Korea Utara, yang sempat terancam batal, kini tampaknya bergerak maju.
Pejabat tinggi Korea Utara Kim Yong Chol, kini sedang menuju ke Amerika dan dijadwalkan bertemu dengan Menteri Luar Negeri Mike Pompeo dalam beberapa hari mendatang.
Pejabat tinggi Departemen Luar Negeri Amerika optimistis tentang pertemuan itu, yang akan diadakan di New York.
Dalam jumpa pers hari Selasa (29/5), juru bicara Departemen Luar Negeri Heather Nauert mengatakan, “Pertemuan ini akan menjadi pertemuan ketiga Menteri Luar Negeri Pompeo dengan Kim Yong Chol. Mereka jelas telah mengadakan percakapan yang sangat mendalam di mana mereka membahas tentang detail, tentang apa saja harapan Amerika Serikat. Sekali lagi, saya tidak akan berbicara lancang mendahului pertemuan itu. Biarkan menteri luar negeri menanganinya.”
Kim Yong Chol adalah pejabat tertinggi Korea Utara yang mengunjungi Amerika dalam hampir dua dekade.
Dia menghadiri Olimpiade Musim Dingin 2018 tahun ini sebagai bagian dari delegasi Korea Utara untuk pesta olah raga internasional itu. Mantan kepala badan intelijen itu juga dilaporkan terlibat dalam serangan dunia maya 2014 yang menarget Sony Pictures.
Kunjungan Kim Yong Chol ke New York dilakukan sementara sebuah delegasi Amerika melakukan pembicaraan dengan para pejabat di zona demiliterisasi Korea Utara, dan tim di lapangan di Singapura sibuk menyiapkan semua urusan logistik untuk pertemuan puncak.
Presiden Donald Trump, yang tiba-tiba membatalkan rencana pertemuan yang bersejarah ini minggu lalu, kini kembali bersiap untuk pertemuan itu. Dalam cuitannya lewat Twitter, dia antara lain mengatakan: “tanggapan yang solid terhadap surat saya, terima kasih!”
Para pakar mengatakan keputusan pemimpin Korea Utara untuk mengirim orang kepercayaannya ke Amerika merupakan awal yang menjanjikan.
Patrick McEachern dari lembaga kajian kebijakan Wilson Center di Washington, D.C., mengatakan, “Saya pikir Korea Utara tidak pernah menginginkan denuklirisasi. Tetapi saya kira mereka bersedia untuk memenuhinya dengan imbalan bantuan ekonomi dan jaminan keamanan. Jadi, saya kira itu benar-benar intinya – untuk melihat apakah Amerika dan sekutu-sekutunya dapat memiliki pengaruh terhadap Korea Utara untuk melakukan tujuan kami, yakni denuklirisasi Korea Utara yang sepenuhnya dapat diverifikasi dan tidak dapat diubah.”
Sementara itu, Gedung Putih mengukuhkan Presiden Trump akan bertemu dengan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe pada tanggal 7 Juni, hanya lima hari sebelum KTT perdamaian di Singapura, dalam pertemuan yang tentu akan memasukkan hal-hal berkenaan dengan Korea Utara dalam agendanya. [lt/uh]