Menlu AS Dijadwalkan Bertemu dengan Pemimpin Sipil dan Militer China

Menteri Luar Negeri AS John Kerry

Menteri Luar Negeri AS John Kerry akan tiba di Beijing Sabtu (16/5) ini untuk kunjungan dua hari yang akan mempertemukannya dengan para pemimpin sipil dan militer China.

Fokus utama lawatan ini adalah mempersiapkan pembicaraan tingkat tinggi mendatang antara para pemimpin dan kunjungan Presiden China Xi Jinping ke AS tahun ini. Namun kontroversi yang berkembang mengenai usaha reklamasi lahan besar-besaran China di perairan yang disengketakandi Laut China Selatan kemungkinan akan membayangi kunjungan Kerry.

Menjelang kunjungan Menteri Luar Negeri Amerika John Kerry, ada keprihatinan di kalangan pejabat Amerika yang terus menerus muncul mengenai usaha China membangun tujuh lokasi reklamasi di perairan Laut China Selatan.

Beijing membangun sebuah landasan pacu di karang Fierry Cross di Kepulauan Spartly dan telah menimbun cukup banyak pasir di lokasi-lokasi lain untuk kemungkinan membangun landasan pacu kedua, sehingga memperluas kawasan pulau itu dan membentuk formasi lahan tambahan hingga 800 hektar.

Menurut laporan-laporan sebelumnya pekan ini, Departemen Pertahanan AS sedang mempertimbangkan penggunaan patroli pesawat dan kapal militer untuk menjamin kebebasan navigasi dan untuk menunjukkan betapa pentingnya Washington memandang kawasan itu bagi perdagangan dunia.

Diplomat tinggi AS untuk Asia Timur, Daniel Russel, mengatakan, tindakan provokatif China itu merusak reputasinya.

William Choong, cendekiawan dari Lembaga Internasional Kajian Strategis di AS, mengatakan, Kerry kemungkinan akan menyinggung isu patroli itu dalam lawatannya, dan jika ia melakukannya, akan ada tanggapan keras dari China.

"Namun, saya kira pada akhirnya, pertanyaannya adalah sampai seberapa jauh Amerika mau mendesak ketika dihadapkan pada resiko meningkatkan ketegangan."

China dan AS berencana akan menjadi tuan rumah pembicaraan ekonomi dan keamanan tingkat tinggi tahun ini. Kedua negara juga sedang mempersiapkan kunjungan kenegaraan pertama Presiden Xi Jinping ke Amerika pada bulan September.

Choong mengatakan, sementara AS bisa dibenarkan melangsungkan patroli, bahkan sangat dekat ke kepulauan yang sedang dibangun China itu, Washington harus mempertimbangkan akibat dari usaha mendesakkan isu itu terhadap hubungan strategis tingkat tinggi.

Wang Dong, ahli politik dari Universitas Peking, mengatakan, sulit untuk mengatakan apakah isu itu akan membayangi kunjungan tersebut, atau apakah kedua pihak akan berusaha tidak mempersoalkan isu itu.

"Kesan saya adalah tampaknya Amerika akan berusaha mengirim pesan yang menciutkan nyali ketimbang melangsungkan tindakan yang sesungguhnya," katanya.

Terlepas dari apapun yang terjadi, komentar-komentar para pejabat AS telah membuat marah para pejabat China. Kementerian Luar Negeri China mengatakan, Beijing sangat prihatin dan meminta Washington mengklarifikasi laporan-laporan mengenai kemungkinan melangsungkan patroli, pertanyaan yang menurut Amerika bisa diajukan China dalam lawatan itu.