Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken kembali bertolak ke Timur Tengah hari Jumat. Ini adalah kunjungan keempat Blinken ke kawasan itu sejak perang antara Israel dan Hamas dimulai pada 7 Oktober lalu.
Fokus lawatan Blinken kali ini adalah pengelolaan Gaza setelah perang, kata Departemen Luar Negeri AS, Kamis.
Blinken juga akan mengukuhkan kembali seruan bagi ditingkatkannya bantuan kemanusiaan untuk Gaza, kata Departemen Luar Negeri.
Dalam lawatan sepekannya, Blinken akan mengunjungi Israel dan Tepi Barat, selain Turki, Yunani, Yordania, Qatar, Uni Emirat Arab, Arab Saudi dan Mesir.
Ratusan ribu orang Palestina telah mengungsi ke Gaza Selatan di mana kebanyakan dari mereka kini hidup dalam kemelaratan tanpa akses ke pangan, air minum bersih atau toilet yang berfungsi.
Sementara itu serangan bom Israel berlanjut Kamis malam di Khan Younis dan Rafah, Gaza Selatan, serta di bagian tengah Gaza. Kantor berita AFP mengutip militer Israel yang mengatakan serangan itu menghantam lebih dari 100 target, termasuk di antaranya posisi-posisi militer, lokasi-lokasi peluncur roket dan fasilitas gudang senjata. Para pejabat Pasukan Pertahanan Israel (IDF) dikutip mengatakan sebuah jet tempur menyerang posisi-posisi di Bureij, Gaza Tengah, Kamis malam, menewaskan satu “sel teroris bersenjata” yang berupaya menyerang sebuah tank Israel. Militer menambahkan bahwa sejumlah militan Palestina tewas dalam bentrokan di Khan Younis.
Sementara itu menteri pertahanan Israel Kamis mengumumkan rencananya bagi tahap baru perang yang sedang berlangsung di Gaza ini, termasuk di antaranya strategi yang lebih tertarget di bagian utara Gaza. Rencana itu belum disetujui resmi oleh pemerintah Israel.
“Di bagian utara Jalur Gaza, kami akan bertransisi ke pendekatan tempur baru yang sesuai dengan pencapaian militer di lapangan,” kata kantor Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant dalam sebuah pernyataan.
Taktik itu akan mencakup penggerebekan, penghancuran terowongan, serangan udara dan darat serta operasi pasukan khusus, kata Gallant.
Israel memulai kampanye militernya untuk menumpas Hamas setelah para anggota Hamas menyeberang masuk Israel Selatan pada 7 Oktober. Israel mengatakan sekitar 1.200 orang tewas dan sekitar 240 orang disandera dalam serangan teror itu. Sebagian sandera telah dibebaskan, dan sekitar 130 lainnya masih di Gaza. Para pejabat kesehatan Gaza mengatakan lebih dari 22.400 orang Palestina, sebagian besarnya adalah perempuan dan anak-anak, telah dikukuhkan tewas dalam ofensif militer Israel di Jalur Gaza.
Pengumuman Gallant itu muncul di tengah-tengah tekanan internasional yang meningkat, termasuk di antaranya dari AS, agar Israel beralih ke pertempuran yang tidak terlalu intens.
Sementara itu, Gallant mengatakan Israel akan terus berupaya menghabisi para pemimpin Hamas di bagian selatan Gaza, di mana sebagian besar dari 2,3 juta orang tinggal dalam kondisi brutal selama berpekan-pekan.
“Ini akan berlangsung selama dianggap perlu,” kata pernyataan itu.
Berdasarkan rencana Gallant, perang di Gaza akan berlanjut sampai seluruh sandera dibebaskan, Hamas dihancurkan, dan ancaman militer yang tersisa dapat diatasi.
Begitu tujuan-tujuan itu tercapai, rencana itu menyerukan dimulainya tahap baru, di mana “Hamas tidak akan mengontrol Gaza dan tidak akan menjadi ancaman keamanan bagi warga negara Israel.” Berdasarkan rencana itu, sejumlah entitas Palestina yang tidak dirincinya akan memerintah di kawasan tersebut.
Rencana Gallant juga menyebutkan tidak akan ada “kehadiran warga sipil Israel di Jalur Gaza setelah tujuan perang dicapai,” tetapi Israel masih berhak untuk beroperasi di teritori itu.
Washington telah menyarankan agar Otoritas Palestina yang direvitalisasi dan berbasis di wilayah pendudukan Tepi Barat, yang nantinya memerintah di Gaza.
Sebelumnya hari Kamis, serangan udara Israel di Gaza menewaskan 14 orang, menurut Kementerian Kesehatan Gaza yang dipimpin Hamas, sementara Israel melancarkan serangan udara dan serangan darat baru terhadap kelompok militan Palestina itu.
Kementerian Kesehatan mengatakan serangan Israel terjadi di Khan Younis, Gaza Selatan, dan di antara korban tewas terdapat sembilan anak-anak.
Israel tidak langsung mengomentari serangan itu tetapi dilaporkan melancarkan serangan udara di Khan Younis yang menewaskan tiga militan yang berusaha memasang bom. Militer Israel mengatakan pasukan daratnya menewaskan dua militan lainnya di bangunan di dekatnya.
Israel Kamis juga melaporkan serangan baru terhadap sasaran Hizbullah di Lebanon Selatan dan ada peluncuran baru roket dari Lebanon ke arah Israel.
Serangan ini terjadi sehari setelah pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah, dalam pidatonya yang ditayangkan TV, memperingatkan Israel agar tidak menyerang Lebanon.
“Jika musuh berpikir untuk melancarkan perang terhadap Lebanon, kami akan membalas tanpa hambatan, tanpa aturan, tanpa batas dan tanpa restriksi,” kata Nasrallah.
Pernyataannya itu muncul setelah serangan drone yang menewaskan seorang pejabat senior Hamas di Beirut.
Hamas dan para pejabat keamanan di kawasan mengaitkan serangan yang menewaskan Saleh al-Arouri itu dengan drone Israel, meskipun Israel belum secara langsung mengaku bertanggung jawab. [uh/ka]