Menteri Luar Negeri Amerika Mike Pompeo hari Minggu (16/2) merampungkan lawatan ke Senegal, di mana ia membahas peran Amerika dalam isu-isu keamanan di Afrika.
Lawatan itu berlangsung ketika Departemen Pertahanan Amerika melakukan kajian kekuatan global dan mengisyaratkan adanya pengurangan, tetapi bukan penarikan pasukan Amerika dari Afrika secara menyeluruh.
“Kami melakukan banyak pembicaraan tentang isu-isu keamanan, tentang peran Amerika. Kami telah menegaskan bahwa Departemen Keamanan ingin memastikan kami memiliki jumlah pasukan yang tepat di Afrika Barat,” ujar Pompeo dalam konferensi pers bersama dengan Menteri Luar Negeri Senegal Amadou Ba.
Ditambahkannya, “Saya yakin ketika kajian selesai, kita tidak saja melakukan pembicaraan dengan Senegal, tetapi juga seluruh negara di kawasan itu. Kita akan bicara secara menyeluruh mengapa kita melakukan hal itu, bagaimana menyampaikannya dan hasil yang baik bagi kita semua.”
Sejak tahun 2014 Amerika telah memberikan bantuan keamanan sebanyak lebih dari 106 juta dolar untuk mendukung institusi-institusi keamanan Senegal. Amerika – lewat Departemen Luar Negeri dan Departemen Pertahanan – membantu melatih dan melengkapi militer dan polisi Senegal untuk melawan ancaman terorisme regional dan kekerasan lintas-perbatasan yang meluas dari Sahel.
Selama kunjungannya ke Senegal, Pompeo juga melangsungkan pembicaraan dengan Presiden Macky Sall.
Menjelang berakhirnya kunjungan Pompeo, Sall mengatakan penarikan pasukan Amerika dari Afrika akan menjadi suatu kesalahan, dan hal itu akan “disalahpahami” oleh para pemimpin Afrika.
Amerika adalah donor kesehatan bilateral terbesar di Senegal, dengan anggaran kesehatan bilateral sekitar 60 juta dolar pada tahun 2019 yang diperuntukkan bagi kesehatan ibu dan anak, perbaikan gizi dan upaya-upaya memerangi malaria dan HIV/AIDS.
Setelah merampungkan lawatan di Senegal, Pompeo akan bertolak ke Luanda, Angola dan kemudian ke Addis Ababa, Ethiopia.
Pompeo juga akan terbang ke Arab Saudi dan Oman, sebelum kembali ke Washington DC. [em/lt]