Sementara Presiden Rusia Vladimir Putin Selasa (18/6) berangkat ke Pyongyang untuk menghadiri pertemuan puncak dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un, para pejabat tinggi NATO dan AS menggambarkan lawatan itu sebagai tanda keputusasaan pemimpin Rusia tersebut.
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan kepada wartawan bahwa Rusia sedang berusaha “mengembangkan dan memperkuat hubungan dengan negara-negara yang dapat menyediakan apa yang dibutuhkannya untuk melanjutkan perang agresi yang dimulainya untuk melawan Ukraina.”
“Lawatan Putin ke Korea Utara menunjukkan dan menegaskan aliansi yang sangat erat antara Rusia dan negara-negara otoriter seperti Korea Utara, China, dan Iran,” kata Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg yang sedang berkunjung di AS.
Menjelang lawatannya, Putin berterima kasih kepada Korea Utara karena mendukung perangnya di Ukraina. Ia mengatakan Rusia dan Korea Utara akan bekerja sama erat untuk mengatasi sanksi-sanksi yang dipimpin AS.
BACA JUGA: Sebelum Bertemu Kim, Putin Berjanji akan Bersama-sama Atasi SanksiKomentar Putin muncul dalam artikel opini di media pemerintah Korea Utara beberapa jam sebelum jadwal lawatannya hingga Rabu (19/6) sementara kedua negara memperdalam aliansi dalam menghadapi konfrontasi yang terpisah dan semakin intensif dengan AS.
Korea Utara dikenakan sanksi-sanksi berat ekonomi oleh Dewan Keamanan PBB atas program senjata nuklir dan rudalnya, sementara Rusia juga bergulat dengan sanksi-sanksi dari AS dan mitra-mitra Baratnya atas agresi mereka di Ukraina.
Para pejabat AS dan Korea Selatan mengatakan pertukaran militer, ekonomi, dan lainnya antara Korea Utara dan Rusia telah meningkat tajam sejak Kim Jong Un bertemu Putin pada September di Timur Jauh Rusia. Itu pertemuan pertama mereka sejak 2019. [ka/lt]