Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken, Selasa (7/9), mengatakan Taliban telah menegaskan kembali janji untuk mengizinkan warga Afghanistan bebas meninggalkan negara tersebut. Hal itu diungkapkan usai pertemuannya dengan pejabat Qatar terkait percepatan proses evakuasi.
Presiden AS Joe Biden telah menghadapi tekanan yang meningkat di tengah laporan mengenai beberapa ratus orang, juga termasuk warga AS, dicegah selama seminggu untuk terbang keluar dari bandara di Afghanistan utara.
Taliban mengatakan kepada AS, "mereka akan membiarkan orang-orang dengan dokumen perjalanan bebas pergi," kata Blinken pada konferensi pers di Doha.
Qatar mengatakan Bandara Kabul akan segera dibuka kembali, berpotensi membuka koridor penting bagi warga Afghanistan yang ingin pergi.
"Seluruh komunitas internasional mengharapkan Taliban untuk menegakkan komitmen itu," kata Blinken sebagaimana dikutip dari AFP, Selasa (7/9). Ia merujuk pada resolusi Dewan Keamanan PBB yang mendesak agar perjalanan itu aman.
Qatar adalah titik transit bagi hampir setengah dari lebih dari 120.000 orang yang dievakuasi dari Afghanistan pada hari-hari terakhir perang 20 tahun AS, ketika Taliban mengambil alih negara itu.
BACA JUGA: Taliban Larang Pesawat Evakuasi PergiAmerika Serikat pada Senin (5/9) memfasilitasi evakuasi empat orang warganya dari Afghanistan melalui jalan darat. Itu merupakan keberangkatan pertama yang diatur oleh Washington sejak penarikan militernya.
Seorang pejabat Departemen Luar Negeri mengatakan Taliban mengetahui operasi itu dan tidak ikut campur.
Namun organisasi non-pemerintah mengatakan sekitar 600 hingga 1.300 orang - termasuk anak perempuan dan warga negara AS - terjebak di bandara di kota utara Mazar-i-Sharif. [ah/rs]