Tillerson, yang berpartisipasi dalam pertemuan perdana Komite Koordinasi Arab Saudi-Irak di Riyadh, menyampaikan kepada Raja Salman dari Saudi dan Perdana Menteri Irak Haider al-Abadi bahwa membaiknya hubungan mereka menunjukkan potensi yang besar. Ia menyebutkan tentang dibukanya kembali pos perbatasan penting antara kedua negara Agustus lalu dan dimulainya kembali penerbangan langsung antara Baghdad dan Riyadh.
"Keduanya mewakili awal dari apa yang kami harapkan akan menjadi serangkaian tindakan yang lebih nyata untuk meningkatkan hubungan dan memperkuat kerjasama dalam sejumlah isu," ujar Tillerson. "Hubungan antara kerajaan Arab dan Irak yang berkembang, sangat penting untuk memperkuat keamanan dan kemakmuran bersama kita dan kami sangat menaruh perhatian pada hal ini."
Tillerson menyatakan Amerika Serikat bersyukur atas kemajuan ini dan mendesak kedua pihak agar meluaskan hubungan penting itu demi stabilitas kawasan. Ia juga menyatakan Amerika siap mendukung berlanjutnya kerjasama antara Arab Saudi dan Irak.
Sementara itu Raja Salman mengatakan, "Kawasan kami menghadapi tantangan serius dalam bentuk ekstremisme, terorisme serta upaya-upaya menggoyahkan negara-negara kami. Upaya-upaya itu memerlukan perhatian penuh kita. Kami menegaskan kembali dukungan bagi keutuhan dan stabilitas negara saudara kami, Irak."
Abadi menyatakan persetujuannya atas "hubungan yang berkembang antara kedua negara bersaudara ini. Kami terbuka dan ingin meninggalkan masa lalu. Kawasan ini tidak dapat mentolerir lagi perpisahan lebih lanjut. Campur tangan dalam urusan internal negara lain harus dihentikan." [uh]