Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Antony Blinken mengatakan pada Rabu (18/12) bahwa Presiden terpilih Donald Trump memiliki kesempatan untuk bernegosiasi dengan Iran. Dia juga mengatakan bahwa pengembangan senjata nuklir oleh Teheran masih dapat dihindari.
Diplomat senior Amerika yang akan segera habis masa jabatannya itu mengakui bahwa negara yang dipimpin oleh ulama tersebut mungkin akan lebih serius mempertimbangkan senjata nuklir setelah terjadi kemunduran militer di wilayah tersebut.
Dalam satu tahun terakhir, militer Israel telah menyerang pertahanan udara Iran dan melemahkan Hizbullah, sekutu Iran di Lebanon, sementara pemberontak telah menggulingkan sekutu utama Arabnya di Suriah, Bashar al-Assad.
“Saya rasa senjata nuklir bukanlah hal yang tidak bisa dihindari,” kata Blinken di Dewan Hubungan Luar Negeri di New York.
BACA JUGA: Dorong Pemulihan Kesepakatan Nuklir Iran, PBB: ‘Waktu Adalah Segalanya’Karena “mereka telah kehilangan garis pertahanan yang berbeda, tentu saja, Anda akan melihat lebih banyak pemikiran mengenai hal itu,” kata Blinken.
Namun Menteri Luar Negeri Amerika itu mengatakan Iran menyadari konsekuensi dari pengembangan senjata nuklir. Dia menambahkan: “Saya pikir ada kemungkinan akan negosiasi.”
Iran membantah mengembangkan senjata nuklir, dan mengatakan bahwa program nuklirnya yang menjadi sengketa itu adalah untuk tujuan damai.
Pada masa jabatan pertamanya, Trump menarik Amerika Serikat keluar dari perjanjian nuklir yang disepakati pada 2015 dengan Teheran yang dinegosiasikan oleh pemerintahan mantan Presiden Barack Obama. Kemudian, Trump menjatuhkan sanksi besar-besaran.
“Presiden Trump terakhir kali menarik diri dari perjanjian tersebut dan mengatakan bahwa dia menginginkan, sebagaimana dia menyebutnya, perjanjian yang lebih baik dan lebih kuat. Baiklah,” kata Blinken.
BACA JUGA: Jerman, Inggris, dan Prancis Khawatir akan Peningkatan Pengayaan Uranium IranDia mengatakan bahwa tidak ada pemerintahan AS yang akan mengizinkan Iran memperoleh senjata nuklir.
“Dengan satu atau lain cara, saya yakin bahwa sama seperti pemerintahan kita yang memiliki kebijakan tersebut, maka pemerintahan berikutnya juga akan melakukan hal yang sama,” katanya mengenai pencegahan Iran mengembangkan senjata nuklir.
Pemerintahan Presiden Amerika Joe Biden setelah menjabat pada 2021 mengadakan pembicaraan tidak langsung dengan Iran untuk memulihkan perjanjian nuklir. Pembicaraan gagal sebagian besar karena perselisihan mengenai cakupan keringanan sanksi AS, dan Biden mendukung tekanan terhadap Iran atas dukungannya terhadap kelompok bersenjata Palestina Hamas sejak serangannya terhadap Israel pada 7 Oktober 2023.
Sekutu Trump, miliarder Elon Musk, dilaporkan bertemu dengan seorang pejabat senior Iran setelah pemilu Amerika Serikat dalam upaya untuk mendorong ketenangan. [ft/rs]