Menteri Luar Negeri Amerika Antony Blinken, Selasa (7/9) membantah laporan bahwa Taliban melarang orang Amerika terbang keluar dari kota di Afghanistan utara. Blinken mengatakan Taliban tidak mengizinkan penerbangan charter itu berangkat karena beberapa orang tidak memiliki dokumen perjalanan yang sah.
Dalam beberapa hari ini muncul laporan bahwa 1.000 orang, termasuk orang Amerika, terdampar di bandara Mazar-i-Sharif selama berhari-hari, menunggu izin penerbangan. Penyelenggara penerbangan menyalahkan keterlambatan itu pada Departemen Luar Negeri.
Blinken berbicara pada konferensi pers di Qatar, sekutu Amerika yang menjadi lawan bicara utama Taliban. Kelompok gerilyawan itu merebut kekuasaan di Kabul pada 15 Agustus setelah pemerintahan yang didukung Barat runtuh.
Blinken mengatakan Amerika telah mengidentifikasi sejumlah kecil orang Amerika yang berusaha meninggalkan Mazar-i-Sharif. Tetapi salah satu hambatan utama terkait penerbangan itu adalah bahwa beberapa orang tidak memiliki dokumen perjalanan yang sah sehingga pesawat itu tidak bisa berangkat, kata Blinken.
Berbicara bersama Blinken, Menteri Luar Negeri Qatar Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani mengatakan negaranya berharap bandara Kabul akan beroperasi untuk penumpang dalam beberapa hari ke depan, tetapi belum dicapai kesepakatan tentang pengelolaannya.
Blinken dan Menteri Pertahanan Amerika Lloyd Austin berada di Qatar untuk mengevakuasi warga Amerika dan Afghanistan yang berisiko setelah Taliban kembali berkuasa di Afghanistan dan untuk menggalang konsensus sekutu tentang cara merespon gerakan Islam tersebut. [ka/ab]