Menteri Luar Negeri Burundi Alain Aime Nyamitwe hari Senin (9/11) membantah kekerasan meningkat di negaranya.
Dalam pertemuan darurat Dewan Keamanan PBB, melalui video dari Bujumbura, Nyamitwe mengatakan Burundi "pada umumnya tenang dan penduduk bebas bergerak secara damai."
Ia mengakui ada beberapa daerah di ibukota di mana terjadi kejahatan tetapi mempertanyakan pernyataan prihatin utusan Uni Afrika, bahwa kekerasan menyebar di luar ibukota.
"Bertentangan dengan informasi tertentu yang disebarkan oposisi radikal dan beberapa media, Burundi tidak rusuh," ujar menteri luar negeri. "Ada aksi-aksi kejahatan tertentu yang dilakukan untuk menarik perhatian masyarakat internasional, tetapi aksi-aksi itu sedang ditangani."
Tetapi Utusan Uni Afrika Tete Antonio kepada dewan itu mengatakan, peningkatan kekerasan dan pelanggaran HAM berat menyebabkan 200 ribu orang Burundi melarikan diri ke Tanzania, Rwanda, Uganda dan Congo. [ka]