Menteri Luar Negeri China Wang Yi, Senin (9/10), menyatakan harapannya agar Washington dan Beijing dapat mengatasi perbedaan kedua negara “dengan lebih rasional.” Hal tersebut terungkap ketika ia bertemu dengan anggota parlemen senior Amerika Serikat (AS) yang sedang melakukan kunjungan resmi.
Pemimpin Mayoritas Senat Chuck Schumer adalah pejabat tinggi AS terakhir yang melawat ke China saat Washington berusaha meredakan ketegangan dengan Beijing. Schumer menjadi pimpinan delegasi yang terdiri dari enam orang yang berharap dapat bertemu dengan Presiden China Xi Jinping.
Wang Yi, dalam pertemuannya dengan Schumer di Diaoyutai State Guesthouse di Beijing, mengatakan kepada delegasi senat bahwa dia berharap kunjungan mereka akan membantu kedua belah pihak "mengelola perbedaan yang ada secara lebih rasional, membantu hubungan antara kedua negara kembali ke jalur pembangunan yang sehat.”
Dia juga berharap para delegasi tersebut akan “memahami China dengan lebih akurat” setelah menyelesaikan kunjungan mereka, yang terjadi ketika dunia berada dalam “masa perubahan yang bergejolak.” “Krisis di Ukraina belum mereda, dan peperangan kembali muncul di Timur Tengah,” katanya.
“Berbagai tantangan ini perlu diatasi oleh komunitas internasional, dan China serta AS harus memainkan peran mereka,” kata Wang.
Schumer, pada gilirannya, berterima kasih kepada delegasi China atas keramahtamahan mereka, dan mencatat ada beberapa masalah “keprihatinan besar” yang ingin ia sampaikan selama kunjungannya.
Dia mengatakan bahwa "penciptaan lapangan bermain yang adil bagi bisnis dan pekerja AS" adalah "tujuan utama" delegasinya.
“Meminta pertanggungjawaban perusahaan-perusahaan berbasis di China yang memasok bahan kimia mematikan yang memicu krisis fentanil di AS” adalah tujuan lainnya, katanya kepada Wang, seperti halnya “memastikan China tidak mendukung perang tidak bermoral Rusia melawan Ukraina.”
“Memajukan hak asasi manusia” adalah prioritas tambahan, kata Schumer.
Masa-Masa Sulit
Namun Schumer mengaku"sangat kecewa" dengan pernyataan Kementerian Luar Negeri Beijing pada Minggu (8/10) mengenai kekerasan antara Israel dan Palestina ketika Hamas merangsek ke wilayah Israel.
Beijing menyerukan pada Minggu (8/10) agar semua pihak bersikap “tenang” dan “segera (melakukan) gencatan senjata.”
Mereka tidak secara eksplisit mengutuk serangan Palestina yang menelan ratusan korban jiwa di Israel. Namun Beijing mendesak pembentukan solusi dua negara untuk mengakhiri kekerasan tersebut.
“Peristiwa yang terjadi di Israel selama beberapa hari terakhir sungguh mengerikan,” kata Schumer.
BACA JUGA: AS Umumkan Tindakan Keras terhadap Jaringan Fentanil Global“Saya mendesak Anda dan rakyat China untuk berdiri bersama rakyat Israel dan mengutuk serangan-serangan pengecut dan keji ini,” tukasnya.
“Pernyataan Kementerian Luar Negeri… tidak menunjukkan simpati atau dukungan terhadap Israel selama masa-masa sulit dan sulit ini,” tambah Schumer.
Pada Sabtu (7/10), Schumer bertemu dengan Chen Jining, kepala pejabat Partai Komunis China yang berkuasa di Shanghai, menurut sebuah laporan. Schumer menekankan bahwa AS “tidak ingin memisahkan perekonomian kita.” [ah/rs]