Diplomat tertinggi China, Kamis (26/11), menekankan pentingnya hubungan bilateral saat bertemu dengan sejumlah pejabat tinggi di Korea Selatan, di mana ada kekhawatiran yang berkembang bahwa negara itu semakin terjepit antara mitra dagang terbesarnya tersebut dan sekutu militernya, Amerika Serikat.
Setelah bertemu dengan Menteri Luar Negeri Korea Selatan Kang Kyung-wha, Menteri Luar Negeri China Wang Yi mengatakan kepada wartawan bahwa kunjungannya di tengah pandemi virus corona menunjukkan betapa Beijing menghargai hubungannya dengan Seoul. Ia menyerukan kerja sama yang lebih kuat dalam usaha memerangi virus corona, perdagangan, dan mencari solusi damai dalam isu nuklir dengan Korea Utara.
Ketika ditanya apakah Beijing menekan Seoul untuk mengambil sikap berpihak di tengah meningkatnya ketegangan AS-China terkait perdagangan, keamanan, dan masalah lainnya, Wang mengatakan “Amerika bukan satu-satunya negara di dunia."
“Ada 190 negara dan masing-masing negara itu berdaulat,'' ujarnya. “Mereka termasuk China dan Korea Selatan, yang merupakan tetangga dekat dan harus lebih sering mengunjungi satu sama lain seperti halnya kerabat.''
BACA JUGA: Menlu China di Jepang untuk Bahas Corona dan Isu-isu RegionalWang, yang tiba di Seoul setelah kunjungan ke Jepang, di mana ia bertemu Perdana Menteri Yoshihide Suga, dijadwalkan bertemu dengan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in, Kamis malam.
Di Tokyo, Rabu, Wang mengatakan kepada Suga bahwa ia ingin kedua kekuatan Asia itu memiliki hubungan baik dan bekerja sama dalam memerangi virus corona dan menghidupkan kembali ekonomi mereka yang dihantam pandemi. Namun kedua negara masih terlibat dalam sengketa pulau.
Korea Selatan sangat ingin memperbaiki hubungannya dengan China, mitra dagang terbesarnya yang bereaksi marah terhadap keputusan Seoul untuk mengerahkan sistem antimisil AS yang canggih di wilayahnya pada 2016 untuk mengatasi ancaman Korea Utara dengan lebih baik. Ada juga kekhawatiran di Korea Selatan mengenai pertikaian yang semakin dalam antara Washington dan Beijing terkait perdagangan, keamanan, HAM, dan masalah lainnya, yang menyulitkan Seoul untuk bersikap netral.
China, yang mengklaim bahwa sistem antimisil AS di Korea Selatan dapat dikonfigurasi ulang untuk mengintip ke wilayahnya, telah dituduh oleh Seoul melakukan pembalasan dengan membatasi kunjungan grup wisata China ke Korea Selatan. Beijing juga dituding menghancurkan bisnis pasar swalayan raksasa Korea Selatan Lotte di China setelah perusahaan tersebut menjual sebidang lahan kepada pemerintah Korea Selatan di mana sistem antimisil tersebut kemudian dipasang.
BACA JUGA: Jepang Sampaikan Protes Agresivitas Beijing Saat Kunjungan Menlu ChinaKorea Selatan berharap menerima kunjungan pemimpin China Xi Jinping tahun ini, yang dianggap para pejabat Seoul sebagai langkah kunci dalam memperbaiki hubungan, tetapi pandemi telah memperumit rencana itu.
Ketika ditanya tentang kemungkinan kunjungan Xi, Wang menunjuk ke masker wajah yang dikenakan oleh wartawan, sambil mengatakan bahwa situasi virus corona harus diatasi terlebih dahulu.
Korea Selatan sebelumnya melaporkan 583 kasus baru virus korona, peningkatan harian terbesar dalam delapan bulan terakhir. [ab/uh]