Menlu Clinton: AS Upayakan Lebih Banyak Interaksi dengan Rakyat Iran

Reporter VOA dari Jaringan Berita Persia, Kambiz Hosseini, dalam wawancaranya dengan Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton.

Kepada VOA, Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton mengungkapkan Amerika sangat ingin memperbaiki hubungan dengan warga Iran.

Menteri Luar Negeri Amerika Hillary Clinton dalam wawancara kepada VOA menyatakan ia yakin pemerintah Iran adalah sebbuah kediktatoran, dan mengatakan Amerika ingin meyakinkan warga Iran bahwa aspirasi mereka bagi kebebasan memang sah.

Ia menyatakan hal ini kepada Jaringan Berita Persia (PNN) VOA, Rabu (26/10) dan secara langsung mengemukakan hal tersebut kepada warga Iran. Ia mengatakan Amerika berharap membuka “Kedutaan virtual di Teheran” melalui internet selambat-lambatnya pada akhir tahun ini. Menteri Clinton mengatakan Amerika sangat ingin memperbaiki hubungan dengan warga Iran dan mendorong para mahasiswa Iran untuk “datang dan belajar di Amerika." Ia menambahkan Washington berupaya menyediakan peralatan yang memungkinkan warga Iran mengelakkan “tirai elektronik," yang menurutnya telah diberlakukan Iran pada komunikasi dunia maya.

Dalam wawancara dengan program populer, "Parazit," Menteri Luar Negeri Hillary Clinton mengatakan sanksi-sanksi PBB atas Iran karena program nuklirnya, dimaksudkan untuk “mempengaruhi dan diharapkan mengubah perilaku rezim Iran." Ia mengatakan sangat jelas bahwa pemerintah Iran sedang mengupayakan program senjata nuklir. Sanksi-sanksi itu perlu, ujar Clinton, tetapi tidak dimaksudkan untuk menimbulkan kesengsaraan pada rakyat Iran.

“Saya tahu sanksi-sanksi tersebut kadangkala kontroversial karena mereka merupakan alat diplomasi, diplomasi koersif yang bukan konflik. Tidak satu pihak pun, tentunya saya berbicara atas nama pemerintah kami, menginginkan konflik. Tetapi, kami ingin mempengaruhi dan semoga mengubah perilaku rezim tersebut”.

Menteri Clinton kemudian mengatakan masyarakat internasional juga sedang berupaya untuk bernegosiasi dengan Iran tentang program nuklirnya.

Menteri Clinton juga mengatakan Amerika punya bukti sangat kuat tentang tuduhan rencana oleh seorang warga Amerika keturunan Iran untuk membunuh Duta Besar Arab Saudi Untuk Amerika. Ia menyebut rencana itu mengejutkan, dan mengatakan Washington berharap Iran akan menyerahkan tersangka kedua, yang merupakan anggota pasukan elit militer Iran, Garda Revolusioner.

Menteri Luar Negeri Hillary Clinton juga mengatakan Amerika telah melihat apa yang disebutnya sebagai “tren yang merisaukan” dari para panggota pasukan Garda Revolusi Iran, yang mengambilalih beberapa usaha-usaha ekonomi tertentu, yang bergerak ke arah yang disebutnya sebagai “pengambilalihan kekuasaan oleh militer yang lebih gencar di Iran”.