Menlu dan Menhan AS Desak Israel Tingkatkan Bantuan Kemanusiaan ke Gaza

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken dan Menteri Pertahanan Lloyd Austin (foto: dok).

Amerika Serikat mendesak Israel agar meningkatkan bantuan kemanusiaannya kepada warga Palestina yang kelaparan di Gaza sampai bulan depan atau menghadapi kemungkinan AS akan menghentikan bantuan militernya untuk mendukung perang Israel yang telah berlangsung selama setahun melawan militan Hamas.

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken dan Menteri Pertahanan Lloyd Austin mengatakan kepada para pejabat tinggi Israel melalui surat hari Minggu (13/10), bahwa AS “sangat prihatin atas memburuknya situasi kemanusiaan di Gaza dan mengupayakan tindakan mendesak dan berkelanjutan oleh pemerintah Israel bulan ini untuk mengubah keadaan itu.”

Juru bicara Departemen Luar Negeri Matthew Miller mengatakan, surat itu sebagai komunikasi diplomatik pribadi, namun mengukuhkan kebenarannya.

BACA JUGA: WHO dan Bulan Sabit Merah Kembali Menyuplai Pasokan untuk Dua Rumah Sakit di Gaza Utara 

Selama berbulan-bulan, bahkan ketika perjuangan Israel melawan Hamas terus berlangsung, AS berulang kali menekan Israel untuk meningkatkan bantuan kemanusiaan seperti makanan, air, pasokan medis, bahan bakar, dan barang-barang lainnya kepada warga sipil Palestina. Namun upaya kemanusiaan itu semakin berkurang, karena terhambat oleh pencurian barang oleh para militan, berlanjutnya pertempuran di dekat lokasi pembagian bantuan dan perselisihan mengenai titik masuk ke Gaza.

Meskipun beberapa anggota Kongres Amerika dari Partai Demokrat mendesak pemerintahan Presiden Joe Biden untuk menghentikan bantuan militer kepada Israel, guna menekan negara itu agar mencapai kesepakatan gencatan senjata untuk menghentikan pertempuran, Amerika terus memberikan bantuan. Bantuan terbaru pada hari Minggu ketika Biden memerintahkan Pentagon untuk mengirim sistem pertahanan rudal canggih ke Israel dan mengerahkan sekitar 100 tentara AS untuk mengoperasikannya.

Upaya baru AS untuk meningkatkan bantuan kemanusiaan ke Gaza, wilayah sempit di tepi Mediterania terjadi ketika Israel meningkatkan serangan terhadap militan Hizbullah di Lebanon dan memperbarui serangannya terhadap Hamas di Gaza utara. Baik Hizbullah maupun Hamas, yang ditetapkan sebagai kelompok teror oleh AS, dalam hal keuangan dan militer didukung oleh Iran.

Pada saat yang sama, Israel telah memerintahkan sekitar400.000 warga Palestina yang tersisa di sepertiga bagian Gaza utara untuk meninggalkan wilayah itu dan pindah ke selatan, agar terhindar dari bahaya. Namun bantuan kemanusiaan tetap menjadi perhatian tersendiri.

AS memberi tahu Dewan Keamanan PBB minggu lalu bahwa Israel perlu segera mengatasi “kondisi bencana” di antara warga sipil Palestina di Jalur Gaza yang terkepung dan berhenti “memperparah penderitaan” dengan membatasi pengiriman bantuan.

BACA JUGA: Tim Penyelamat Gaza: 15 Tewas dalam Serangan Israel ke Sekolah yang Jadi Pengungsian 

Blinken dan Austin, dalam sepucuk surat kepada Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant dan Menteri Urusan Strategis Ron Dermer, mencantumkan langkah-langkah spesifik yang harus diambil Israel dalam waktu 30 hari untuk memuaskan AS, termasuk mengizinkan minimal 350 truk memasuki Gaza setiap hari melalui empat penyeberangan ke Gaza dan membuka titik masuk kelima, memberlakukan jeda dalam pertempuran untuk memungkinkan pengiriman bantuan dan mencabut perintah evakuasi bagi warga sipil Palestina jika tidak ada kebutuhan operasional.

“Kegagalan untuk menunjukkan komitmen berkelanjutan dalam menerapkan dan mempertahankan langkah-langkah ini dapat berimplikasi pada kebijakan AS dan hukum AS yang relevan,” kata surat itu.

Surat Blinken-Austin mengutip Undang-Undang Bantuan Luar Negeri AS, yang melarang bantuan militer ke negara-negara yang menghalangi pengiriman bantuan kemanusiaan AS.

Surat itu juga mengutip Memorandum Keamanan Nasional Biden yang dikeluarkan pada bulan Februari yang mengharuskan Departemen Luar Negeri untuk melaporkan kepada Kongres apakah mereka menganggap jaminan Israel kredibel bahwa penggunaan senjata AS tidak melanggar hukum AS atau hukum internasional.

Para pejabat AS sebelumnya tahun ini mengatakan Israel mungkin telah melanggar hukum humaniter internasional dengan menggunakan senjata yang dipasok AS dalam operasi militernya di Gaza.

Selama beberapa bulan, jumlah bantuan kemanusiaan yang dikirim ke Gaza telah turun lebih dari 50%, dan jumlah yangdikirim pada bulan September “adalah yang terendah dari semua bulan selama tahun lalu,” kata Blinken dan Austin. [ps/lt]

Your browser doesn’t support HTML5

VOA Headline News: Kemlu dan Kemhan AS Kirim Surat ke Israel Tentang Situasi Kemanusiaan di Gaza